Search

Tanggul Jebol, Banjir Rob Rendam Pesisir Semarang

Banjir rob rendam kawasan pesisir Semarang, Jawa Tengah, Senin kemarin. (Foto: Pikiran Rakyat)

Beberapa titik di kawasan pesisir Semarang, Jawa Tengah, terendam banjir akibat pasangnya air laut pada Senin kemarin. Bahkan, karena terjangan air pasang laut, tanggul di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas jebol dan mengakibatkan kawasan industri tersebut terendam banjir hingga setinggi lebih dari satu meter.

Video banjir rob yang merendam kawasan industri di Pelabuhan Tanjung Emas juga beredar di media sosial dan jejaring WhatsApp. Berdasarkan video yang beredar, terlihat banyak karyawan pabrik yang dipulangkan lebih cepat tengah berupaya menembus rendaman air setinggi leher orang dewasa.

Sebagian dari mereka menembus banjir sambil mendorong sepeda motor mereka. Ada pula yang berjalan sambil berpegangan ke pagar kawat di jalan yang di kanan-kiri mereka berdiri bangunan pabrik, demi tidak terbawa arus air atau terjatuh.

Aparat Polri dan TNI dibantu BPBD Kota Semarang berupaya melakukan evakuasi terhadap sejumlah warga dan pekerja yang terjebak di genangan air rob. Bahkan beberapa di antaranya harus merelakan motornya terendam air dan memilih menyelamatkan diri.

Baca Juga:  Sambut Sya'ban, Pesantren Al-Uswah Semarang Gelar Arwah Jama'

“Tadi sekitar jam 15.30 tiba-tiba air menggenang dengan cepat dan tinggi. Dari kejauhan ada teriakan tanggul jebol, makanya saya cepat lari menyelamatkan diri, motor saya tinggal,” kata salah satu warga, Eko, dikutip dari CNNIndonesia.com.

Perangkat Kelurahan Tanjung Emas, Mulyono, mengatakan, lokasi tanggul yang jebol berada di RW 013. “Ini pihak Badang Penanggulangan Bencana Daera (BPDB) Kota Semarang mulai akan evakuasi warga,” jelasnya dikutip dari Kompas.com. BPDB Kota Semarang mengirimkan perahu untuk evakuasi warga yang terdampak.

“Ini sementara perahu sedang ke lokasi, warga akan dievakuasi,” ujar Mulyono.

Data sementara hingga Senin sore, sudah ada ratusan rumah warga yang rumahnya terendam air rob, di antaranya di daerah Tambakrejo, Tambaklorok, dan Tambak Mulyo. “Saat ini buruh yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas juga dipulangkan,” tuturnya.

Baca Juga:  Banjir dan Longsor Melanda Sumbar, 5 Orang Meninggal

Dia berharap agar sabuk pantai di pesisir Kota Semarang segera diselesaikan. Hal ini karena akan memengaruhi air rob yang datang ke permukiman warga. “Kalau ada sabuk pantai, airnya tak sampai seperti ini,” ucapnya.

Ketua RW 1 Bandarharjo, Semarang Utara, Ali Komet, mengatakan air laut masuk ke dalam rumah hingga 50 cm dan di jalan diperkirakan sekitar 1 meter. “Karena saking seringnya (banjir rob) menyebabkan sebelah utara, ada tanggul yang dibikin pemerintah itu jebol nggak kuat menahan banyaknya air akhirnya jebol,” kata Ali dikutip dari DetikJateng.

Dia mengatakan saat ini warga terjebak dan tak bisa keluar dari rumah. Saat ini, warga membutuhkan makanan matang dan juga perlengkapan bayi. “Nggak bisa keluar, di situ, terus dibantu, sudah mengirim kurang lebih 750 bungkus untuk makan,” kata Ali.

Selain kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, tanggul laut jebol juga membuat jalur pantura Semarang-Demak tergenang air setinggi 50 sentimeter dan menyebabkan kemacetan di ruas Sayung.

Baca Juga:  Prodi Manajemen Dakwah UIN Walisongo Kerja Sama dengan LSP Pramindo

Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Ganis Erutjahjo mengatakan pertengahan bulan Mei ini hingga Juni merupakan puncak pasang tertinggi karena posisi jarak bumi dan bulan yang dekat. “Pertengahan Mei hingga Juni merupakan puncak pasang tertinggi disebabkan posisi jarak bumi dan bulan relatif dekat dan memicu air pasang tinggi,” katanya.

Puncak pasang tertinggi itu juga dibarengi oleh tinggi gelombang laut yang kondisinya masuk kategori sedang. Sehingga limpasan air ke darat lebih banyak. “Kebetulan saat ini ketinggian gelombang di pesisir utara dan laut Jawa bagian tengah masuk kategori sedang berkisar 1,25 meter hingga 2 meter. Dengan tinggi gelombang kategori sedang ditambah puncak pasang tinggi bersamaan maka meningkatkan limpasan air di daratan. Sehingga meningkatkan ketinggian pasang,” jelas Ganis.

NF

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA