Search

KH Mohammad Mukri Pimpin UNU Blitar

Prof KH Mohammad Mukri resmi menjadi Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Biltar, Jawa Timur. Profesor Ilmu Ushul Fiqih ini dilantik oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menjadi Rektor UNU Blitar periode 2022-2026 di lantai 8 Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (22/04/2022).

Mendapat amanat tersebut, sosok yang juga Ketua PBNU ini mengungkapkan kesiapannya. Amanat yang diberikan sebagai rektor ini ia terima, tidak lain karena kecintaannya pada NU. Ia mengungkapkan keinginannya untuk berkhidmah dan memberikan manfaat dari apa yang ia miliki untuk Nahdlatul Ulama.

“Bismillah, saya siap ditugaskan di UNU Blitar tidak lain untuk khidmah pada NU melalui dunia pendidikan,” ungkapnya setelah pelantikan yang dihadiri oleh sejumlah pengurus PBNU di antaranya Sekjen PBNU H Syaifullah Yusuf.

Baca Juga:  Peduli Palestina, Yayasan AL Muslim Jawa Timur Salurkan Donasi Kemanusiaan Kepada Baznas Kab. Sidoarjo

Dalam menjalankan tugas, ia akan berupaya untuk memajukan dan menata UNU Blitar sehingga menjadi perguruan tinggi yang diharapkan semua pihak khususnya PBNU dan warga NU.

Dengan pengalaman sebelumnya menjadi rektor selama puluhan tahun di UIN Raden Intan Lampung, Prof Mukri sudah memahami dinamika di perguruan tinggi sehingga berbagai persoalan yang terjadi ia harapkan bisa dikondisikan dengan baik.

“Karena UNU Blitar memang masih dalam awal pertumbuhan, saya harapkan semua kompak saling bersinergi untuk mendorong terselenggaranya pendidikan di UNU Blitar yang keren sesuai harapan semua pihak,” harapnya.

Berkat pengalaman Prof Mukri sebagai sosok rektor yang sudah dilantik empat kali sejak UIN Raden Intan berstatus sebagai Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ini, Ketua PBNU Gus Yahya sempat menambahkan kata ‘Rektor’ di tengah namanya menjadi Prof Mohammad ‘Rektor’ Mukri.

Baca Juga:  Ninik Rahayu Indeks Kemerdekaan Pers Menurun

Gus Yahya berpesan kepada Prof Mukri yakni bahwa tujuan Nahdlatul Ulama menyelenggarakan perguruan tinggi adalah untuk mendidik anak bangsa.
Kedua, sistem pendidikan di Indonesia cenderung belum maksimal dalam mencapai tujuan berupa menyiapkan peserta didik memasuki pasar kerja. Perguruan tinggi hanya bisa menghasilkan sumber daya manusia lulusan sementara lapangan kerja terbatas. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA