Search

Produsen Garam Cap Kapal Gencar Edukasi Pasar Tentang Jenis Garam yang Baik dan Sehat

Surabaya, AULA – Produsen garam konsumsi beryodium dengan merek dagangan “Cap Kapal” yakni PT Susanti Megah membukaan Marketing Lounge PT Susanti Megah di Pusat pembelanjaan Golden City, Surabaya pada Selasa 30 Maret 2021. Pembukaan kantor baru itu nantinya juga digunakan sebagai tempat edukasi pasar tentang jenis garam yang baik dan sehat.

Edukasi pasar bisa dilakukan dengan cara menggelar cooking class secara reguler atau lainnya.  “Nanti kita undang perkumpulan ibu-ibu, anak-anak, anak SMK bahkan anak TK. Mereka akan kita edukasi mana jenis garam yang benar berkualitas dan mana garam yang palsu. Sekaligus kita edukasi bagaimana cara memasak dengan benar agar kandungan yodium dalam garam tidak hilang,” ungkap Direktur Utama PT Susanti Megah Hermawan Santoso usai acara.

Baca Juga:  Memanas, Warga Gresik Putih Sumenep Tolak Pembangunan Tambak Garam

Lebih lanjut kata Hermawan, sebagai pelopor produsen garam beryodium yang berdiri sejak tahun 1977. PT Susanti Megah berkomitmen mendukung program tumbuh kembang anak.

Ia menjelaskan garam beryodium sangat penting dalam proses pertumbuhan generasi bangsa ke depan. Kekurangan yodium, bisa membuat anak tumbuh kerdil, mengidap penyakit gondok hingga bibir sumbing.

“Inilah yang harus kita pahamkan, jangan sampai masyarakat mengkonsumsi garam langsung dari laut karena sangat berbahaya. Sebab laut saat ini telah tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga,” imbuhnya.

Hermawan menambahkan, edukasi pasar itu dilakukan pasca banyaknya merek dangang palsu yang menyerupai merek dagangannya yang tidak bisa dipastikan kebersihan dan kandungan yodium di dalamnya. Tidak hanya itu, dari sekian banyak merek palsu yang menyerupai dagangannya juga berdampak pada pangsa pasar.

Baca Juga:  Gelar Munas dan Konbes NU 2019, PBNU Angkat Isu Kedaulatan Rakyat

“Karena garam Cap Kapal ini kan sudah dikenal masyarakat. Saya membangun brand ini sudah 44 tahun. Tetapi ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan meniru merek kita, ada yang memberi merek kapal layar, kapal terbang, kapal jeruk, kapal ikan dan lain sebagainya. Padahal kenyataannya, kualitas tidak ada jaminan. Ini sangat membahayakan masyarakat karena kandungan yodium itu sangat penting bagi tubuh kita,”  terangnya.

Hermawan mengaku, gempuran dari merek abal-abal tersebut pangsa pasar garam “Cap Kapal” menjadi tergerus dan turun sebesar 5-6 persen.

Padahal menurutnya, pasar terus mengalami kenaikan karena jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, bahkan di saat pandemi sekalipun.

Baca Juga:  Fatayat NU Purbalingga Selenggarakan Diklatsar Garfa

“Meskipun pandemi, harusnya naik karena masyarakat tetap makan. Tetapi karena brand –brand yang tidak jelas itu akhirnya market share kami turun,” ujarnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA