Search

Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik pada Remaja

Manusia yang telah memasuki masa remaja akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), perubahan fisik saat remaja terjadi begitu cepat dan tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Masa remaja sendiri terjadi antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi perempuan. Sementara bagi laki-laki masa remaja dihitung mulai dari usia 13 tahun sampai dengan 22 tahun.
“Pendidikan Jasmani dan Olahrga” menyebutkan bahwa masa remaja adalah masa ketika individu biasanya tidak mempunyai tempat yang jelas. Hal ini karena, usia remaja bukan termasuk dalam golongan anak-anak, di sisi lain juga bukan golongan dewasa.

Remaja mudah mendapat berbagai pengaruh dan terombang-ambing jati dirinya. Oleh karena itu, pada masa ini orang tau wajib mengawasi anaknya agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas. Pendidikan seksual baik di sekolah maupun dalam keluarga sangat berguna pada masa remaja. Tujuannya untuk menyadarkan pentingnya kesehatan reproduksi sehingga dapat menghindari terjadinya tindakan pelecehan seksual maupun penyebaran penyakit menular.

Baca Juga:  Muncul Virus Langya di China, Ini Kata Menkes Budi Gunadi

Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Remaja

1. Pertumbuhan bentuk tubuh

Perubahan yang terjadi pada tubuh laki-laki di masa remaja ditandai dengan bertambah tinggi, bahu melebar, dan dada menebal. Umumnya pertumbuhan ini terjadi pada remaja laki-laki yang berusia antara 13 hingga 15,5 tahun. Sementara itu, pada perempuan perubahan fisik terlihat pada panggul yang melebar dan menebal, serta dada yang semakin membesar. Pertumbuhan pada remaja perempuan biasanya terjadi pada usia 11 hingga 13,5 tahun.

2. Perkembangan jaringan tubuh

Umumnya anak laki-laki akan mengalami perkembangan otot memasuki masa remaja. Di sisi lain, pertumbuhan lemak justru akan lebih banyak terlihat pada remaja perempuan. Hal ini yang akan membedakan karakter jaringan otot, tulang, dan lemak antara laki-laki dengan perempuan.

3. Perkembangan seksual

Masa pubertas perempuan terjadi dua tahun lebih awal dibandingkan laki-laki. Perkembangan seksual perempuan ditandai dengan: menstruasi yang rutin tiap bulan; tumbuhnya buah dada; pertumbuhan rambut di ketiak dan sekitar alat vital. Pada laki-laki tanda-tanda perkembangan seksualnya ditandai dengan: mimpi basah (keluar sperma); tumbuh jakun; tumbuh kumis; tumbuh rambut di ketiak atau sekitar alat vital serta pelebaran larynx (membesarnya pita suara).

Baca Juga:  Bangun tidur terasa pusing, lemas, bahkan mau jatuh. Mungkin ini penyebabnya

4. Perubahan fisiologis

Ada beberapa tanda perubahan fisiologis yang dapat dialami laki-laki dan perempuan ketika beranjak remaja, yaitu: penurunan denyut nadi dan temperatur basal; peningkatan tekanan darah sistolik; peningkatan volume pernapasan, kapasitas vital, dan pernapasan maksimum.

Faktor yang memengaruhi pertumbuhan remaja

1. Faktor hormonal

Hormon yang tidak seimbang bisa berpengaruh pada berat dan tinggi badan anak, baik saat balita atau sudah beranjak remaja. Ketidakseimbangan hormon seperti kadar tiroid atau hormon pertumbuhan yang rendah, menyebabkan perkembangan remaja lebih lambat.

2. Nutrisi yang kurang baik

Stunting dipengaruhi oleh pemberian nutrisi yang kurang baik saat kecil. Hal ini membuat berat badan anak kurang (underweight) yang kemudian berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badannya.

Baca Juga:  CSR RSI Unisma Gelar Pemeriksaan Gula Darah untuk 50 Lansia

3. Faktor genetik

Bila anak Anda lebih pendek atau tinggi dari teman-temannya, kemungkinan ada faktor genetik. Apabila Anda atau keluarga lainnya memiliki tinggi badan yang di bawah rata-rata, bisa jadi hal itu menurun pada anak. Biasanya, ketika tinggi badan anak lebih pendek atau tinggi dari teman sebaya, dokter akan menanyakan rekam jejak di dalam keluarga. Selain itu, dokter juga akan bertanya tentang tumbuh kembang anak waktu masih kecil. Pasalnya, aktivitas anak juga membantu tumbuh kembangnya

4. Waktu istirahat

Durasi tidur yang pendek atau tidur kurang dapat menyebabkan tubuh gagal memproduksi hormon pertumbuhan dengan maksimal saat tidur. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan tinggi badan saat tidur tidak bekerja dengan maksimal. Itulah pentingnya waktu istirahat yang cukup bagi anak Anda.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA