Program Lapak Ganjar memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM untuk mempromosikan produknya melalui Instagram Story Ganjar Pranowo. Story yang terpilih akan dibagikan ulang oleh akun @ganjar_pranowo.
Hal itulah yang dialami oleh UMKM, bernama Macrame Talijiwa Indonesia asal Desa Pejagatan, RT 01 RW 01, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. Usaha tersebut ketiban manfaat usai dibagikan ulang akun milik Gubernur Jateng tersebut.
Pemilik usaha, Laeli Nurajijah, bersyukur atas manfaat yang diterimanya usai ikut Lapak Ganjar. Sebab, hal itu membantu berkembangnya usaha yang dirintisnya 2019 silam.
“Dengan mengikuti Lapak Gajar, followers kami semakin meningkat. Pemesanan semakin banyak, terutama di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan,” kata Eli, Senin (30/5/2022).
Eli menilai, program Lapak Ganjar merupakan hal yang sangat baik bagi UMKM. Terutama di masa pandemi yang belum usai ini. Sebab itu sangat membantu usaha kreatif menengah dapat mengembangkan usahanya.
“Sehingga semakin dikenal masyarakat dan juga meningkatkan usaha,” sambung Eli.
Dirinya berharap usai mengikuti Lapak Ganjar, Talijiwa Macrame dan usaha-usaha kreatif lainnya akan semakin meningkat, dan berkembang baik. Termasuk, nantinya dapat kesempatan mengkuti pameran dan juga mendapatkan kesempatan untuk pendampingan usaha.
Eli menceritakan sekilas usahanya. Makrame adalah salah satu seni menyimpul tali yang marak di Indonesia. Sejak 2019 dia menekuni makrame. Dengan kerajinan yang dibuat adalah kerajinan hiasan dinding, gantungan pot, tas dan juga berbagai produk lainnya.
Eli menambahkan, usahanya mengalami perkembangan setiap tahunnya. Begitu permintaan kian banyak, terutama dari luar negeri, Eli pun berinisiatif untuk menggandeng para perempuan di lingkungannya untuk membantu mengerjakan kerajinan tali tersebut.
“Saya mengajak teman-teman di lingkungan saya 10-15 perajin yang ikut serta membantu membuat makrame,” imbuhnya.
Usahanya juga bekerja sama dengan salah satu perusahaan kerajinan tangan (crafting), yang membantu hasil kerajinannya diekspor ke sejumlah negara.
“Untuk membantu ekspor produk-produk kami ke luar negeri seperti Amerika, dan Jerman,” tambahnya.
Pihaknya tidak hanya memproduksi kerajinan tangan makrame, tapi juga berbagi pengetahuan kepada masyarakat yang ingin belajar kerajinan simpul tali ini.
“Selain membuat produk makrame, kami juga membuat kelas makrame untuk para pemula yang mau belajar seni menyimpul tali,” bebernya.
Adapun harga kerajinannya bervariatif, mulai dari Rp 30.000 sampai sekitar Rp 500.000. Besarnya harga tergantung dari tingkat kerumitan, cara pengerjaannya, juga bahan yang digunakan.