Search

Fenomena Pulang Haji Berkilau Emas di Asrama Haji Sudiang Makassar

jamaah-haji-perempuan-makasssar

Majalahaula.id – Ada pemandangan khas dalam kepulangan jamaah haji di debarkasi Makassar. Hanya di asrama haji Sudiang Makassar dapat ditemui, jamaah haji perempuan berpenampilan nyentrik dan berkilau. Betapa tidak, mereka seolah berlomba menarik perhatian dengan penampilan yang gemerlap. Sudah menjadi tradisi jamaah haji perempuan berdandan cantik dan tampil elegan mengenakan busana gemerlap ditambah aksesoris emas yang semakin membuat berkilau.

Seperti yang terlihat dalam kepulangan kloter 1 debarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, Sulawesi Selatan, Rabu, (5/7/2023). Jamaah yang dijemput langsung Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman terlihat tampil nyentrik dan glamor.

Salah satu jamaah yang terlihat paling menarik perhatian adalah Suwarnati Daeng Kanang. Perempuan berusia 47 tahun ini mengenakan perhiasan paling berkilau diantara yang lainnya. Ia mengaku telah mempersiapkan semuanya jauh-jauh hari termasuk emas 80 gram yang dibawa ke Arab Saudi. “Perhiasan disiapkan separuh dari Makassar ada 80 gram,” kata Suwarnati kepada wartawan di Sudiang.

Baca Juga:  Fatayat NU Jabar Siapkan Rumah Digital

Belum lagi selama di Arab Saudi Suwarnati juga membeli perhiasan emas. Dia menilai emas disana lebih berkualitas sehingga dia juga membeli cukup banyak emas. Uang tunai yang dibawa sebesar Rp30 Juta ke Tanah Suci ludes dibelanjakan emas. Bahkan masih ditambah transfer melalui ATM. “Kalau disana banyak belanjanya karena ada lewat ATM kan. Ini kami lewat ATM semua. 1,2 juta per gramnya. Kalau uang yang saya pegang sendiri ada Rp30 juta habis,” ujarnya. Jika ditotalkan ada sekitar ratusan gram emas yang dibelinya di Arab Saudi.

Dia mengaku bersyukur karena bisa menunaikan haji setelah 13 tahun menunggu. “Alhamdulillah berjalan lancar karena sebelum berangkat saya sudah diuji. Habis operasi, dua hari sebelum berangkat. Pas sampai di sana Alhamdulillah berjalan dengan lancar,” tandasnya.

Jamaah Haji Makassar Viral karena Bawa Oleh-oleh 1 Kg Emas


Lain lagi cerita jamaah haji bernama Mira Hayati asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), membawa oleh-oleh emas seberat 1 kilogram. Mira mengaku akan membagikan emas tersebut kepada keluarganya.

Baca Juga:  Istighotsah Kubro Manifestasi Rasa Cinta Terhadap Bangsa

Pembelian perhiasan emas Mira Hayati viral di media sosial. Dia mengatakan membeli koleksi perhiasan emas di Jeddah. “Saya beli emas pada saat selesai menjalankan ibadah haji,” ujar Mira, Kamis (6/7/2023).

Mira akan memberikan emas tersebut kepada anak, orang tua, dan mertuanya. Emas yang dibeli ada berbagai macam, mulai cincin, gelang, hingga kalung. “Iye, saya belanja emas kemarin 1 kilogram lebih, ada gelang, kalung, cincin. Oleh-oleh emas untuk anak, orang tua dan mertua,” ucapnya.

“Saya belanja emas kemarin totalnya Rp 1 M. (Khusus) kalung harganya 91.500 SR, setara dengan Rp 366 juta, gelang macam-macam, ada yang Rp 250 juta satu set,” ungkapnya.

Budayawan Universitas Hasanuddin Makassar, Ilham Daeng Makkelo menjelaskan penampilan glamor jamaah haji usai pulang dari Tanah Suci sudah menjadi budaya atau tradisi di sejumlah daerah di Sulsel. “Kita bisa melihat bagaimana posisi orang-orang yang sudah berhaji misalnya, di daerah Sidrap atau pinrang. Orang yang sudah berhaji itu kemudian itu persis mengenakan pakaian pas baru pulang dari tanah suci,” sebutnya.

Baca Juga:  Pemerintah Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi

Berdasarkan historis, kata Ilham, tradisi itu muncul tahun 1950-an. Bahkan pada tahun 1970-an, orang yang sudah menunaikan ibadah haji disambut, diarak keliling kampung,” katanya.

Ilham menyebut dengan berpenampilan glamor dianggap stratafikasi sosial masyarakat. “Naik haji bagi sebagian masyarakat Sulsel adalah sebuah kebanggaan yang besar, selain niat beribadahnya. Tetapi kebutuhan kehidupan sosial itu hampir sama pentingnya dengan nilai-nilai ibadahnya itu sendiri,” kata dia.

“Makanya kenapa kemudian pada saat pulang atau selesai berhaji, mereka ingin menampilkan simbol haji secara lebih menonjol, nyata, kliatan dan semarak. Karena berhaji itu kemudian menandai stratafikasi sosial masyarakat di Sulsel,” imbuhnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA