Search

Pesantren Darul Akhyar, Kiai Idris Sampaikan Tiga Misi Bagi Santri

Majalahaula.id – Wali Kota Depok, Mohammad Idris, hari ini menghadiri acara Pondok Pesantren Darul Akhyar yang berada Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Minggu (16/04/23).

Pada kesempatan itu, Kiai Idris, sapaan akrab Walikota Depok, mengatakan, setiap muslim sudah memiliki tugas sesuai dengan pembagiannya, sampai Allah SWT tegaskan dalam satu ayat ketika masa-masa kritis, di masa Rasulullah SAW.

“Kata Allah dalam firmannya, jangan semuanya berangkat perang, hendaknya di antara kalian ada yang memang khusus untuk mendalami ilmu agama,” kata Kiai Idris di hadapan para santri Pondok Pesantren Darul Akhyar Kota Depok.

Tak cukup hanya menimba ilmu-ilmu dari Pengasuh Pesantren Darul Akhyar Kota Depok, Kiai Syamsul Yakin, dan para ustadz di sana, namun ingat para santri juga mempunyai tugas untuk mempelajari cara berkomunikasi, berinteraksi.

Baca Juga:  PCINU Malaysia Luncurkan Pesantren NU An Nadhah

Karena itu, kata Kiai Idris, para santri jangan menutup diri, seperti di kamar saja, tapi bergaul, bersosialisasi di masyarakat.

“Jadi disini tidak hanya belajar matematika, bahasa Arab, Inggris dan bahasa Sunda,” ujar Kyai Idris.

“Juga belajar bagaimana berkomunikasi, berinteraksi, bersosialisasi, mempelajari ilmu komunikasi yang kadang-kadang tidak bisa kita dapatkan di bangku sekolah, tapi kita dapatkan pengalaman komunikasi di masyarakat, itu kelebihan di pondok pesantren,” jelasnya.

Dikatakan Kiai Idris, santri di pondok pesantren diajarkan ilmu kemasyarakatan secara praktik langsung di lapangan, tentunya akan diberikan ilmu-ilmu teori tentang komunikasi.

“Ada tiga misi yang harus kita lakukan dan adanya di pondok pesantren,” imbuhnya.

Baca Juga:  Pesantren Bustanul Hikmah Dumpi, Ngaji Noto Ati di Malam 1 Muharram

Dijelaskan Kiai Idris, misi Rasulullah SAW ada tiga untuk membenahi, menyelamatkan umat manusia. Misi pertama adalah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepada kaumnya atau tilawah.

“Tilawah ini sangat terkait dengan masalah ilmu tajwid, sangat terkait dengan ilmu-ilmu Al-Qur’an, itu dipelajari di sini,” ucap Kiai Idris.

Ia berpesan kepada para santri jika nanti sudah lulus dari pondok pesantren agar terus mempelajari ilmu tajwid.

“Bahkan di pesantren harus ada kelebihannya, sebab belajar ilmu tajwid bagi setiap muslim hukumnya fardhu ain, karena dia harus bisa membaca Al-Qur’an masing-masing,” paparnya.

“Kelebihan dan utamanya di pesantren itu harus lebih ilmunya dari orang-orang awam tentang tilawah Al-Qur’an,” tuturnya.

Baca Juga:  Ulama Pesantren dan Akademisi Asing Kaji Ulang Relevansi Fikih dan Kemanusiaan Digital

Misi yang kedua, lanjut Kiai Idris, yang dipelajari di pesantren dan menjadi bagian dari misi Rasulullah SAW, melakukan Tazkiyatun Nafs atau upaya membersihkan jiwa, hati, diri di pondok pesantren.

“Medianya banyak bisa Tadabbur Al-Qur’an, wirid, dzikir dan sebagainya. Di antaranya ada Syaroful Anam, santri harus tahu Syaroful Anam, itu isinya seperti apa. Sekarang banyak riwayat-riwayat nabi, kita hanya menikmati lagu-lagu, lantunan suara yang membaca, tapi itu kalau dikaji luar biasa, isi kontennya luar biasa, orang-orang sini bilang bisa anteng kalau mendengar bacaan bacaan itu,” pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA