Majalahaula.id – Guna meningkatkan kualitas santrinya, Pondok Pesantren Manba’ul ‘Ulum, yang merupakan lembaga pendidikan berbasis Islami, fokus dalam kajian Kitab-Kitab Salaf serta Tahfidzul Quran.
Pesantren ini berjarak sekitar 13 menit dari Pusat Kota Pangkalpinang ini, tepatnya berada di Kawasan Jl Rengas, Tuatunu, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang.
Pondok yang sudah berdiri pada akhir Tahun 2011 itu memiliki total 250 peserta didik, terbagi atas 120 peserta didik laki-laki dan 130 peserta perempuan.
Satu di antara Pengajar dan Pengurus Yayasan, Hanafi (47) mengatakan, saat tahun pertama anak didik akan diarahkan untuk belajar Tahfiz Quran, baru tahun kedua akan diseleksi lebih lanjut.
“Kalau sekarang ini, untuk tahun pertama fokus untuk tahfiz. Tapi karena kemampuan beda-beda, anak yang kurang dalam belajar menghapal Alquran akan lebih diarahkan untuk belajar kitab-kitab. Tapi misal yang bagus, dilanjutkan terus” ujarnya, Senin (19/12/2022).
Selain itu dia juga menjelaskan, anak didik diharuskan sudah lulus sekolah dasar agar bisa masuk menjadi santri atau santriwati di tempat ini.
“Kita menerima yang sudah lulus SD, karena di sini kami pondok mandiri. Artinya seperti cuci baju, merupakan tugas mereka sendiri,” tambahnya.
Pada kesempatan lain, Muhammad Fakhri Hudzaifah (18), seorang santri penghapal 30 juz Alquran yang saat ini menjalani program pengabdian pondok juga sedikit berbagi pengalaman.
“Kebetulan sebelum belajar di sini sudah, belajar di salah satu pondok di Jawa Tengah. Jadi saya sudah mempunyai modal awal, tinggal memperlancar saja disini,” kata Fakhri, Senin (19/12/2022).
Ia menyebutkan, kunci belajar menghafal 30 Juz yaitu menjaga hapalan itu sendiri. “Sebenarnya kalau menghafal itu mudah, tapi untuk untuk menjaga hafalan itu susah. Jadi harus sering-sering diulang, agar tidak hilang itu,” katanya seraya mengumban senyuman.
Meski begitu tentu ada masa sulit yang dialami santri yang sudah tiga tahun di Pondok, sebelum berhasil menjadi Hafidz Quran.
“Ketika menghapal di juz 29, karena dulu sempat sakit dan kebetulan baru awal masuk di Pondok Pesantren, rasanya berat,” tegasnya.
Santi lainnya, Asril (16), juga bercerita mengenai pengalamanya selama empat tahun menuntut ilmu di Ponpes itu.
“Saya empat tahun disini, sekarang lebih fokus ke belajar kitab-kitab salafiyah. Mungkin karena hafalan saya kurang, jadi lebih belajar Kitab Arab Gundul,” tambah Asril, Senin (19/12/2022).
Pada akhir perbincangan, Asril menyebutkan kesulitan yang dia alami dalam belajar menghafal Quran karena jarang mengulang apa yang sudah dia hafal.
“Karena, mungkin hafalan saya jarang di ulang-ulang. Jadi sudah hilang lagi,” katanya.