Search

Soal Penyediaan Vaksin Cacar Monyet, IDI: Tunggu Rekomendasi Lanjutan

REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

Satgas Monkeypox PB IDI menanggapi kabar terkait permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar vaksin cacar monyet segera tersedia. Ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan Indonesia, menindaklanjuti satu kasus cacar monyet terkonfirmasi di DKI Jakarta.

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr Hanny Nilasari, SpKK, mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan rekomendasi lanjutan terkait penyediaan vaksin tersebut.

“Tentunya dari satgas mempersiapkan rekomendasi lanjutan terkait dengan penyediaan vaksin tersebut. Karena ada satu kasus, kita memang harus bersiap juga,” kata dr Hanny dalam konferensi pers virtual Satgas Monkeypox dan COVID-19 PB IDI, Jumat (26/8).

dr Hanny mengungkapkan saat ini rekomendasi lanjutan tersebut tengah digodok dan dikonsolidasikan di divisi tata laksana dari Satgas Monkeypox PB IDI. Kemungkinan, rekomendasi ini akan selesai dalam waktu dekat.

Baca Juga:  RSI Unisma Kembali Gelar Penyuluhan Kesehatan

“Rekomendasi lanjutan ini sedang digodok, sedang dikonsolidasikan di divisi tata laksana dari Satgas Monkeypox PB IDI,” bebernya.

“Dan dalam waktu dekat, tentunya kita akan segera merekomendasikan hal-hal yang terkait dengan ini,” lanjut dr Hanny.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menyebut Kemenkes melalui Dirjen Farmalkes tengah merampungkan kebijakan pemberian vaksin cacar monyet. Ini juga telah dikoordinasikan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Sudah. Kita sejak diumumkan sebagai PIC Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), Pak Menteri langsung menginstruksikan ke Dirjen Farmalkes untuk segera koordinasi dengan WHO,” jelas Maxi di kompleks parlemen Senayan, Jakarta.

Nantinya, vaksin ini akan diprioritaskan untuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi. Artinya, tidak diberikan untuk semua masyarakat.

Baca Juga:  Pemerintah Didorong Tingkatkan Capaian Vaksin Booster

“Sesuai dengan WHO hanya untuk yang berisiko tinggi dan kontak erat, itu saja yang kita prioritaskan. Jadi tidak (untuk) semua masyarakat,” bebernya.
sumber: detik.com

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA