Wakil Ketua Lembaga Ta’lif Wan Nasr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rahmat Sahid, membeberkan pentingnya kecakapan digital bagi santri NU. Rahmat Sahid menyebut kecakapan digital itu menjadi penting hal berkaitan dengan kondisi saat ini yakni munculnya ekosistem digital, dakwah milenial, maupun konten populer. Menurutnya, bekal yang bisa diberikan pada santri agar bisa beradaptasi dengan dunia digital yakni keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
“Keterampilan digital atau biasa dikenal dengan digital skills ialah suatu kemampuan seseorang dalam memahami, mengoperasikan, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi untuk mengakses dan mengelola informasi. Digital skill yang dibutuhkan antara lain analisis data, programmer, desain, dan digital marketing,” katanya saat menjadi narasumber dalam kegiatan yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Selasa (9/8) di Pondok Pesantren Darussalam Al Qur’ani Kandanghaur Indramayu.
Mengenai budaya digital, Rahmat Sahid menyebut itu adalah upaya kita dalam berinteraksi dengan masyarakat yang menggunakan teknologi, itupun menjadi salah satu bekal yang penting dimiliki santri.
“Pemahaman akan budaya digital menghindarkan kita dari kecenderungan terbawa arus digitalisasi yang negatif,” ujarnya.
Ia menyebutkan beberapa contoh budaya digital tersebut yang produktif yakni manajemen waktu yang baik, integritas terhadap pekerjaan, menghargai karya orang lain, hingga menentukan target.
Rahmat juga menjelaskan, tak hanya budaya digital, etika digitalpun diperlukan para santri agar bisa tetap berpikir rasional dengan tujuan tidak terbawa arus hoaks maupun informasi yang sesat. Cara agar terhindar dari informasi sesat, lanjut Rahmat Sahid, yakni harus teliti dalam melihat informasi, memilih sumber yang jelas, serta tetap kritis.
Mengutip seperlunya dari internet, tidak menggunakan huruf kapital semua, hingga menghargai privasi dan hak cipta orang lain adalah sejumlah contoh lain etika berinternet yang disampaikan Rahmad Sahid. Adapun bekal terakhir yang diperlukan santri dalam webinar bertajuk “Literasi Digital Kominfo bersama PCNU Indramayu” adalah memahami keamanan digital. “Keamanan digital adalah sebuah perlindungan pribadi di media digital (online), termasuk aset digital dan identitas pribadi,” kata pria asal Kebumen, Jawa Tengah tersebut.
Total ada lima aspek dalam keamanan digital yang perlu diperhatikan santri, beberapa di antaranya memperhatikan kata sandi, bijak bermedia sosial, selalu membaca syarat dan ketentuan yang berlaku. Sementara dua aspek lainnya adalah hendaknya hanya mengakses laman dengan enkripsi data serta tidak menyebarkan informasi pribadi. “Tidak membagikan informasi rahasia seperti OTP, nomor pin, dan lainnya kepada pihak yang belum pernah bertatap muka,” ujarnya.