Bacaan Kiai, Santri & Pemerhati
  • Beranda
  • Ihwal Jamiyah
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Keislaman
    • Hukum Islam
    • Keaswajaan
  • Umaro
    • Pemerintahan
    • Parlemen
  • Tarbiyah
    • Pendidikan
    • Pesantren
  • Kesehatan
  • Figur
  • Ekonomi Syariah
    • Inspirasi Bisnis
    • UMKM
  • Wisata Halal
    • Kuliner
  • Tokoh Menulis
  • E-Harian
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ihwal Jamiyah
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Keislaman
    • Hukum Islam
    • Keaswajaan
  • Umaro
    • Pemerintahan
    • Parlemen
  • Tarbiyah
    • Pendidikan
    • Pesantren
  • Kesehatan
  • Figur
  • Ekonomi Syariah
    • Inspirasi Bisnis
    • UMKM
  • Wisata Halal
    • Kuliner
  • Tokoh Menulis
  • E-Harian
No Result
View All Result
Bacaan Kiai, Santri & Pemerhati
No Result
View All Result
Home Ekonomi Wirausaha

Dari Pegawai Kantoran Hingga Pemilik Toko Bangunan

Diah Rengganis by Diah Rengganis
05/08/2022
in Wirausaha
0
Dari Pegawai Kantoran Hingga Pemilik Toko Bangunan
0
SHARES
304
VIEWS
Bagi di FacebookBagi di TwitterBagi di WABagi di Telegram

 

 

Memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap tidak menghambat H Huda untuk hijrah. Dari Surabaya ke Banyuwangi. Dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan real estate yang sudah 3 tahun digeluti. Dengan berbekal niat pindah ke kampung tempat tinggal istri di Banyuwangi.

Meskipun bayaranya sudah tinggi, pulang pergi Banyuwangi Surabaya memengaruhi kondisi tubuhnya. Sehingga mudah capek dan menghambat aktivitas. Untuk itulah dirinya dipaksa membuat pilihan resign. Dengan bekal Rp. 900.000,- uang pesangon dari perusahaan, dirinya pulang ke Banyuwangi untuk memulai usaha.

“Usaha saya mulai tahun 1995 ketika pindah ke Licin Banyuwangi, saya dulu kerja di Surabaya kemudian saya menikah keluarganya disini, pertama usaha kecil-kecilan dari pasar menyewa toko, kemudian. Dari kecil lama-lama bisa buka toko sendiri, saya dulu memulai dengan usaha toko pertanian, kemudian sampai merambah menjadi bahan bangunan, justru yang dulu awalnya pertanian itu sekarang yang bisa besar toko bangunanya,”kata ketua MWCNU Licin ini.

Awalnya sekitar tahun 1994 uang sejumlah RP. 900,000,-  pada tahun itu sudah bisa untuk memulai usaha. Dirinya membeli bahan-bahan pertanian seperti bibit, pupuk dan lain sebagainya. Setelah berjalan 2 tahun hasil dari usaha tidak berkembang, sehingga dirinya merambah ke usaha bahan bangunan.

“Alasan saya lebih memilih usaha, sedangkan saya sudah mendapatkan pekerjaan yang nyaman pada waktu itu adalah karena waktu saya kerja di Surabaya saya harus pulang pergi dari Banyuwangi ke Surabaya. Saya pikir capek juga kalau selalu seperti itu. akhirnya saya memilih untuk berjualan saja,”aku H Huda.

Baca Juga:  Startup EdenFarm Gelar Grebek Eden untuk UMKM

Dirinya memilih usaha bidang pertanian, karena warga di kecamatan licin ini rata-rata penghasilanya dari sektor pertanian. Saat itu usaha pertanian tergolong menggiurkan karena awal tahun 1992-1993 itu bahan bangunan belum begitu dibutuhkan. Yang banyak dibutuhkan itu dari bidang pertanian karena masyarakat kecamatan Licin menggunakan sistem pertanian yang masih tradisional. Selain itu rata-rata masyarakat ekonominya berasal dari pertanian.

Produk awal dari pertanian yang dijual diantaranyau desis, sporadan, elsan, dan bibit padi. Kemudian ditambahi menjual produk lain dari bahan bangunan. Untuk pertanian tetap ada, tetapi penjualanya stagnan. Disaat bulan 10 penjualan ada peningkatan, sedangkana awal bulan Januari februari mulai sepi lagi.

“Lama kelamaan dengan perkembangan zaman pembangunan semakin pesat, kemudian saya mencoba untuk sedikit demi sedikit menambah pasokan produk dalam bidang bangunan akhirnya sampai sekarang ini bisa berjalan. Saya dibantu 4 pekerja untuk melakukan jual beli di toko,”paparnya.

 

 

Krisis di tahun1998 sampai tahun 2000 bagi toko bangunan menjadi berkahnya bagi H Huda. Bagi pelaku di ekonomi kerakyatan justru banyak terjadi kenaikan. Karena ketika zaman Gus Dur yang penting tidak usah ekspor masyarakat konsumsinya itu banyak hingga miliaran rupiah. Jadi yang penting barang dari Kalimantan dibawa kesini yang sini dibawa kesana. justru diramalnya itu waktu hari  raya ini sepi. Tapi justru usaha saya itu malah omsetnya naik. Karena ekonomi kerakyatan yang maju.

Baca Juga:  Puluhan UMKM Solo Tembus Pasar di Perancis

“Kayaknya bagi warga sini kenaikan dolar itu tidak ada pengaruh. Paling yang banyak rugi itu golongan kelas menengah keatas. Kalau orang desa itu intinya pertanian bagus harga jual bagus ya dia dapat keuntungan,”tuturnya.

H Huda memilih menutup usaha pertanian dan pindah ke bangunan. Karena usaha pertanian dinilai stagnan dan pelangganya tetap. Sedangkan  untuk variasi usaha di daerahnya belum banyak. Misalnya selain menanam padi, kemudian menanam cabai di daerahnya perkembanganya tidak begitu pesat, dibandingkan dengan daerah lain.

“Jadi disini itu Cuma monoton padi, ada cabai ini barusan saja sekitar tahun 2000 keatas atau tahun 2010-2015 itu baru ramai. Jadi pada waktu itu ya petani stagnan, pasarnya itu tetap yang jual pertanian tetap, konsumsinya tetap. Misalnya pupuk keluar dari sini sekilan ton pertambahanya tetap dengan nilai yang sama,”ujarnya.

Tantangan dalam Usaha

Di daerah wisata lereng Gunung Ijen, pengurus NU maupun pengurus ranting merupakan seseorang yang memiliki peran. Biasanya  minimal tokoh di daerahnya sehingga punya usaha toko dan sebagainya. Jadi rata-rata meracang, ada yang guru dan lain sebagainya. Sampai bisa mengadakan program Belonjo Nang Tonggo Dewe ya itu. Karena rata-rata dari pengurus adalah penjualan.

“Jadi kita bisa melakukan inovasi dalam pengembangan ekonomi di daerah, kita coba mengembangkan sektor wirausaha, untuk mendukung potensi pariwisata yang ada di daerah,”kata H Huda.

Baca Juga:  Berkah Lapak Ganjar, Pemesanan UMKM Makrame ini Meningkat

H Huda memaparkan, dirinya sangat menyukai kegiatan sosial. Tetapi, kesibukan di usaha membuatnya kesulitan dalam membagi waktu. Karena di bangunan sulit menggunakan sistem digital.

“Terlalu banyak item dan bagian sehingga susah dibuat sistem seperti itu, kecuali kalau misalnya menjual pakaian itu jelas produknya hanya kaos. Mungkin hanya ada beberapa item, tetapi kalau bangunan ada eceran, dus-dusan, dan seperapatan itu kan bagian yang merepotkan ada disitu,”tuturnya.

Jadi semua penjualan sistemnya masih manual, kalau di dalam usaha bangunan jika barang keluar pasti untung, yang menjadi permasalahan kalau toko bangunan itu barang rusak. Dirinya tidak bisa memprediksi sehingga dapat memengaruhi.

Contohnya, lanjut H Huda, jika membeli satu dusin kunci, dukanya kalau ada satu kunci sudah mengurangi pemasukan, padahal perhitungan dilakukan per dusin. Isi dua belas biji dijual secara habis tetapi kadang-kadang satu dusin bisa ada kerusakan dua itu mengurangi angka. Kedua kelupaan, ini yang menyebabkan kerugian. Kadang kalau pekerja sedang lelah,  kirim besi 7 biji, tiba-tiba jumlahnya cuma ada 6. Permasalahan seperti ini yang sering terjadi. Bukan biasa ditoleransi, tetapi kadang-kadang sudah begitu terkontrol tetapi masih bisa terjadi kesalahan.

“Kalau dari pelanggan pasti pernah ada komplain. Selama ini kebanyakan yang komplain itu dari kiriman, begitulah namanya usaha apapun sudah teliti kadang ada kesalahan. Jika tidak terjadi perkembangan, kita harus berani mengambil langkah inovasi atau mengganti sesuai kebutuhan masyarakat,”pungkasnya.

Diah Rengganis

Diah Rengganis

Related Posts

Berdayakan Penyandang Disabilitas Untuk Mandiri Secara Finansial
Ekonomi

Berdayakan Penyandang Disabilitas Untuk Mandiri Secara Finansial

09/08/2022
5 Ide Bisnis dengan Modal Kecil yang Menjanjikan
Ekonomi

5 Ide Bisnis dengan Modal Kecil yang Menjanjikan

08/08/2022
Ajang Pencarian ‘Pahlawan Digital UMKM’ Kembali Digelar
Wirausaha

Ajang Pencarian ‘Pahlawan Digital UMKM’ Kembali Digelar

04/08/2022
Next Post
Gubernur Semangati Pengurus Baru PW Fatayat NU Maluku

Gubernur Semangati Pengurus Baru PW Fatayat NU Maluku

Polisi Dalami Penyelewengan Dana Ratusan Yayasan Filantropis

Polisi Dalami Penyelewengan Dana Ratusan Yayasan Filantropis

Muslimat NU Pandeglang Banten Fokus Berdayakan Perempuan

Muslimat NU Pandeglang Banten Fokus Berdayakan Perempuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow Us

Recommended

Kata Kemenkes Soal Aplikasi Peduli Lindungi yang Disebut Melanggar HAM

Kata Kemenkes Soal Aplikasi Peduli Lindungi yang Disebut Melanggar HAM

4 bulan ago
Amar Tolak Gerakan Radikalisme di Tulungagung

Amar Tolak Gerakan Radikalisme di Tulungagung

2 tahun ago
Agar Lancar, Pemudik di Jatim Diimbau Gunakan Angkutan Umum

Agar Lancar, Pemudik di Jatim Diimbau Gunakan Angkutan Umum

4 bulan ago
Pemkab Muara Enim Harap Muslimat NU Tekan Radikalisme

Pemkab Muara Enim Harap Muslimat NU Tekan Radikalisme

4 bulan ago

Instagram

    Please install/update and activate JNews Instagram plugin.

Categories

  • Daerah
  • eharian
  • Ekonomi
  • Figur
  • Hukum Islam
  • Ihwal Jamiyah
  • Inspirasi Bisnis
  • Internasional
  • Jujugan
  • Keaswajaan
  • Keislaman
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Nasional
  • Nisa
  • Nusantara
  • Parlemen
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pesantren
  • Tarbiyah
  • Tokoh
  • Tokoh Menulis
  • Umaro
  • UMKM
  • Umurrisalah
  • Warta
  • Wawasan
  • Wirausaha
  • Wisata Halal

Topics

34 berita haji berita nu BUMN covid-19 Erick Thohir fatayat nu gp ansor Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ide masak jawa tengah jawa timur joko widodo KEMENAG KEMENDIKBUD-RISTEK Kuliner mentri BUMN Mudik 2022 mudik lebaran 2022 muktamar muslimat muslimat nu mwcnu nahdlatul NU pbnu pcnu pendidikan pondok pesantren presiden ri pwnu PWNU JATIM ramadan resep resepmakanan resep ramadhan semarang sulawesi selatan surabaya Teten Masduki ulama umkm unusa vaksin booster Wisata Halal
No Result
View All Result

Highlights

Fatayat NU di Kalbar Gelar Latihan Kepemimpinan Dasar

PCINU Malaysia Luncurkan Pesantren NU An Nadhah

Kemendikbudristek Jalin Kerja Sama dengan Sebelas Industri di Kawasan Industri Kendal

Pembangunan Gedung Qur’an Center Dikebut Demi 1 Abad NU

Resep Pisang Goreng Kremes

Waketum LTN PBNU Rahmad Said Beberkan Empat Bekal Santri Milenial agar Cakap Digital

Trending

Bukan Cari Menang Kalah, Tujuan Award Untuk Big Data NU
Nasional

Bukan Cari Menang Kalah, Tujuan Award Untuk Big Data NU

by lina
13/08/2022
0

Umumnya Ajang Penghargaan atau Award memang untuk mencari juara atau yang terbaik. Namun beda dengan Pengurus Wilayah...

Bendum PBNU Desakan Kiai

Bendum PBNU Desakan Kiai

13/08/2022
Ketua Ansor Sumut Harap Pesantren Pertahankan Budaya Lokal

Ketua Ansor Sumut Harap Pesantren Pertahankan Budaya Lokal

13/08/2022
Fatayat NU di Kalbar Gelar Latihan Kepemimpinan Dasar

Fatayat NU di Kalbar Gelar Latihan Kepemimpinan Dasar

13/08/2022
PCINU Malaysia Luncurkan Pesantren NU An Nadhah

PCINU Malaysia Luncurkan Pesantren NU An Nadhah

13/08/2022
Bacaan Kiai, Santri & Pemerhati

Jl. Masjid Al Akbar Timur No.9, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur 60235

AULA MEDIA GROUP

LOGO E-HARIAN AULA
LOGO AMTV
LOGO AM RADIO
LOGO AULA CHANNEL
LOGO AULA NEWS

KATEGORI

Daerah

Nasional

International

Hukum Islam

Keaswajaan

Pemerintahan

Parlemen

Pendidikan

Pesantren

Inspirasi Bisnis

UMKM

Kuliner

Redaksi  /  Iklan / Pedoman Media Saber

© 2022 Majalah Aula - Bacaan Kiai, Santri & Pemerhati.
Designed by andiebs.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ihwal Jamiyah
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Keislaman
    • Hukum Islam
    • Keaswajaan
  • Umaro
    • Pemerintahan
    • Parlemen
  • Tarbiyah
    • Pendidikan
    • Pesantren
  • Kesehatan
  • Figur
  • Ekonomi Syariah
    • Inspirasi Bisnis
    • UMKM
  • Wisata Halal
    • Kuliner
  • Tokoh Menulis
  • E-Harian

© 2022 Majalah Aula - Bacaan Kiai, Santri & Pemerhati
Designed by andiebs.

AMTV Live
AM Radio
Aulanews
BMB
E-Harian