Search

Bangkit dari Keterpurukan, Bangorejo Collection Berhasil Jual Ribuan Tas Spunbond dalam Sebulan

Pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun melanda Indonesia, berimbas pada terpuruknya penghasilan di berbagai sektor termasuk pada sektor UMKM. Kini di masa transisi, para pelaku UMKM mencoba bangkit dari keterpurukan tersebut, meski pandemi belum sepenuhnya berakhir.

Salah satu pelaku UMKM yang mencoba bangkit dari keterpurukan tersebut adalah UMKM milik Aprilia Ika, pemilik salah satu UMKM asal Banyuwangi, yakni usaha tas spunbond asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Berkat semangat pantang menyerahnya, usaha yang sempat terpuruk pada masa awal Covid-19, kini sudah kembali bergeliat.

“Sudah berangsur pulih dan pesanan tas saya mulai banyak,” cerita Arila saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Rabu (22/06/2022).

Baca Juga:  Sherpa Meeting Labuan Bajo: Skema Finansial bagi Perempuan UMKM Disiapkan

Melansir Liputan6.com, dalam sebulan, Arila bisa menjual 6.000-10.000 buah tas spunbond dengan berbagai ukuran. Baik yang rutin dipasarkan di sejumlah supermarket, maupun orderan langsung dari masyarakat. Harga yang ditawarkan mulai Rp 1.500-Rp 15.000 per buah, tergantung ukuran dan ketebalan bahannya.

“Selain menerima pesanan areal Banyuwangi, kami juga pasarkan secara online lewat e-commerce,” tuturnya.

Sebelum pandemi, pemilik usaha ‘Bangorejo Collection’ itu mengatakan setiap bulan bisa menjual lebih dari 15.000 buah tas spunbond.

Meski kini secara jumlah menurun, pihaknya bersyukur usahanya sudah kembali bergeliat. Orderan tasnya mulai banyak. Bahkan sejak dua bulan terakhir Arila mulai membuat produk baru, kotak hantaran dan suvenir.

Baca Juga:  Jadikan ADWI Program Unggulan, Sandiaga Uno Fokus Ciptakan Lapangan Kerja yang Berdampak pada Peningkatan Ekonomi Masyarakat

“Kita manfaatkan kain-kain dan bahan sisa supaya tidak terbuang. Alhamdulillah respon pasar juga bagus,” kata Arila.

Arila menceritakan, usahanya membuat tas spunbond mulai dirintis pada 2014. Dia mengelola usahanya bersama suami. Saat ini, mereka memiliki 20 pekerja yang bertugas menjahit, menyerut, memotong bahan, serta memasang asesoris.

Mereka memberdayakan ibu-ibu dan warga di sekitar tempat tinggalnya. Termasuk penyandang disabilitas. Tiga orang dari puluhan pekerjanya adalah penyandang disabilitas.

Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani bangga dengan semangat dan usaha pantang menyerah para pelaku UMKM.

“Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan,” kata Ipuk.

Ipuk juga mengapresiasi keputusan Arila dan suami memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.

Baca Juga:  Pemkot Madiun kembangkan lapak UMKM jadi jujukan wisata kuliner sambal penyetan

“Ini patut dicontoh para pengusaha yang lain. Teman-teman disabilitas juga sama seperti lainnya. Memberikan kesempatan mereka untuk berkarya, artinya kita membantu mereka untuk berdaya,” imbuhnya.

(Ich)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA