Perempuan yang lebih dikenal dengan panggilan Yenny Wahid ini dipercaya sebagai ketua pelaksana atau organizing committee) Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama.
Dirinya menjelaskan bahwa harlah NU kali akan menggelar sembilan kegiatan yang disampaikan dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (20/06/2022).
Pertama, Religion 20 atau R20. Kegiatan ini merupakan forum dialog pemimpin agama sedunia. Kegiatan ini untuk menyatukan pandangan berkaitan dengan isu strategis. Tokoh agama, mewakili agama dunia dan punya peran strategis dalam dunia.
“Forum di mana para pemuka agama di seluruh dunia untuk membahas perdamaian dunia yang menyangkut agama,” kata Yenny.
Kedua, Muktamar Internasional Fiqih Peradaban. Kegiatan ini merupakan konferensi internasional yang menghadirkan para pemikir dan fuqaha, pemuka agama Islam dunia untuk merumuskan berbagai masalah dengan sudut pandang fiqih.
Ketiga, Festival Tradisi Islam Nusantara. Ia mengungkapkan bahwa tradisi Islam begitu beragam di wilayah Nusantara. Hal ini perlu ditampilkan dalam berbagai pertunjukan dengan melibatkan masyarakat di akar rumput.
Keempat, gerakan kemandirian NU, meliputi inovasi di bidang ekonomi dan juga meliputi upaya untuk mengatasi persoalan besar, salah satunya lingkungan hidup.
Kelima, NU Tech, yakni NU harus disiapkan untuk menggunakan platform yang sejalan dengan dunia. Ia mengatakan, banyak anak muda NU berkecimpung di dunia teknologi yang diharapkan bisa berkontribusi besar dalam pengembangan NU. Keberadaan mereka hendaknya dapat dioptimalkan karena memang sangat penting.
Berikutnya adalah kegiatan Pekan Olahraga NU. Sebuah ajang mewadahi sporitivitas di kalangan Nahdliyin dengan melibatkan masyarakat luas yang ingin berpartisipasi.
Ketujuh, Anugerah Tokoh An-Nahdlah. Kedelapan, NU Women. Sedangkan yang terakhir atau kesembilan yakni resepsi puncak harlah NU yang akan dilaksanakan di Jakarta tahun mendatang.
Menurutnya, ini merupakan peristiwa besar-besaran secara fisik NU dari seluruh dunia. Ada capaian dalam kuantitatif yang tinggi, seperti pembacaan 1 miliar shalawat.
“Ini untuk nenguatkan kebatinan, mengingatkan kita akan hubungan dengan mahakuasa sehingga kita bisa tetap menyatukan energi kita,” pungkasnya.
(Ful)