Search

Arwah Jama Ingatkan Berdoa Kepada Orang Tua

“Birru aba`akum tabirrukum abna`ukum” artinya, berbaktilah kepada orang tua kalian, niscaya anak-anakmu akan berbakti kepada kalian. Hadits ini cukup populer dikalangan umat Islam sebagai bagian dari motivasi untuk berbuat baik terhadap kedua orang tua.

Kutipan Hadits tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Uswah Gunungpati, Kota Semarang KH. M. Thoyyib Farchany dalam Arwah Jama’ dan Khataman Al-Qur’an 10 kali Khataman. Kegiatan ini bagian dari acara tahunan pesantren dalam menyambut Ramadan. Selain acara tersebut ada walisantri yang ikut mengakikahkan anaknya. Dua anaknya tersebut Mahendra Dwi Pramudita bin H. Pursidi dan Arkanio Magaly Ismail Bin Wahyu Adi Ismail.

Hidup di dunia yang sebentar ini jangan sampai melupakan orang tua. Apabila masih hidup hormati keduanya, temani dalam keadaan susah, dan berikan ketenangan. Sedangkan, ketika sudah meninggal doakan dengan kadar kemampuan.

Baca Juga:  Harapan Wapres Kiai Ma’ruf pada Produksi Pisang di Jatim

“Jangan lupa mendoakan orang tua semoga Allah mengalirkan rezeki kepada kita,” tambah Abah Thoyyib.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Uswah Alumni Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber ini menyitir “Man taraka du’aahu liwalidaihi yanqothi’u ‘anhu al-rizqu”. Hadits ini mengajarkan kepada santri, walisantri dan jama’ah majelis ta’lim Al-Uswah bahwa penting untuk terus mendoakan kepada orang tua. Bukan hanya karena rezeki mengalir kepada anak tetapi, bagian dari dukungan anak terhadap orang tua yang telah membesarkan dengan susah payah.

Sebagai santri yang masih menggantungkan kiriman dari orang tua harus ikut prihatin dan mendoakan orang tua. Sehingga orang tua di rumah dapat mencari rezeki yang halal dan berkah untuk anak.

Baca Juga:  Jajaran PWNU Jatim Kunjungi PW Muhammadiyah Jatim, Ada Apa?

Disisi yang lain, Habib Hamid bin Sholeh Ba’aqil mengingatkan segala sesuatu akan dimudahkan dengan bershalawat kepada Nabi.

“Banyak orang dimudahkan perkaranya dengan bershalawat dengan Nabi termasuk Imam al-Busyiri,” terang Habib Hamid.

Habib Hamid menceritakan dahulu Imam Busyiri ini mengalami penyakit lumpuh dalam bahasa sekarang stroke. Beliau tawasul menulis 160 bait Qosidah al-Burdah. Kemudian bermimpi bertemu Nabi setelah bangun sembuh penyakitnya.

“Walaupun kita hanya hafal Ya Rabbi bil mushtafa balligh maqasidana waghfir lana ma madha ya wasi’a al-karami semoga menjadi amalan shalawat kepada Nabi,” tandas Habib Hamid dari Semarang.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA