Search

Hj Faizah Ali Sibromalisi Isra’ Mi’raj dan Pandemi

A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang hingga kini belum usai.

Ia menyebutkan, peristiwa Isra’ Mi’raj dilatarbelakangi karena Nabi Muhammad mengalami duka cita yang sangat mendalam yakni wafatnya sang paman dan istri yang sangat dicintai, di tahun yang sama. Lalu untuk mengobati kesedihan Rasulullah, Allah memperjalankannya ke langit.

“Isra’ Mi’raj dilakukan dalam situasi amul hazn yaitu tahun kesedihan yang dialami Rasulullah,” katanya, Rabu (02/03/2022).

“Selama 10 tahun berdakwah, Nabi banyak mendapatkan cobaan hidup, rintangan, dan tantangan. Di antara sekian banyak, ada dua orang yang selalu bersedia mendukung Rasulullah yaitu pamannya Abu Thalib yang menyokong dari sisi politik dan istrinya Khadijah menyokong dari sisi ekonomi (keduanya wafat dalam waktu berdekatan),” terangnya.

Baca Juga:  Penny K Lukito: Obat Tradisional Berbahan Kimia

Begitu pula pandemi Covid-19 yang bertahun-tahun melanda Indonesia, bahkan dunia. Dampak pandemi tidak hanya pada aspek kesehatan, tetapi juga di semua aspek kehidupan manusia. Salah satunya, sangat mempengaruhi ketahanan keluarga.

Menurutnya, kondisi keluarga yang seharusnya bisa memiliki ketangguhan secara fisik, psikis, mental, dan spiritual sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai unit terkecil masyarakat pun terganggu akibat pandemi Covid-19. Ia mengutip sebuah survei yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2020. Survei itu menyebutkan bahwa lebih dari 20 ribu keluarga mengalami keadaan yang memburuk. Bahkan, 95,8 persen keluarga mengalami gangguan stres.

“Pandemi adalah musibah atau ujian. Tentu pandemi ini harus disikapi dengan cara berpikir yang positif, juga dari sisi ekonomi. Dalam situasi ini kita harus mengencangkan ikat pinggang, menabung, mencari pemasukan baru, kemudian tetap melakukan interaksi sosial,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Tafsir Darus Sa’adah, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten itu.

Baca Juga:  IPNU-IPPNU Batang Diminta Respons Perkembangan Zaman

Hal terpenting yang harus dilakukan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah menjalankan fungsi agama sebagai fondasi kehidupan manusia. Selain itu, kata Nyai Faizah, bisa pula dengan menghidupkan suasana di dalam rumah dengan membahas masalah agama dan problem lainnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA