Search

Calon Dokter Miliki Keahlian di Bidang Fashion Desain

Mencoba banyak hal selagi muda, begitulah cara pandang Naila Mafazah menempa dirinnya untuk menekuni beberapa bidang, baik dunia kedokteran sebagai cita-citanya maupun fasion desain sebagai hobinya.


Seperti anak-anak pada umumnya, ketika ditanya mengenai akan jadi apa kelak ketika dewasa, jawaban pasti antara menjadi dokter, polisi, atau guru. Rata-rata seperti itu. Begitupun Naila Mafazah yang tinggal di Pondok Pesantren Darul Ulum Asrama Muzamzamah Rejoso Peterongan Jombang, juga menemukan pertanyaan yang sama ketika kecil. Meski tak banyak yang mengikuti keinginan itu ketika dewasa, dirinya memutuskan untuk menjadi dokter.

“Sebenarnya kalo pengen masuk kedokteran itu dari kecil, saya waktu kecil ditanya cita-citanya mau jadi apa. Saya selalu jawab kepengen jadi dokter, dari kecil sudah pengen jadi dokter. Ketika itu sampai menginjak remaja jawaban saya tetap sama ingin jadi dokter,” kata perempuan kelahiran Jombang 22 Februari 1998 ini.

Meski ketika SMA Perempuan yang disapa dengan Ning Nela ini dipondokkan, oleh orang tuanya di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri selama 3 tahun. Dirinya hanya mempelajari pendidikan agama karena termasuk pondok salaf. Dasar-dasar pendidikan umum terkait kedokteran kurang dipelajari di sana.

“Saya sempat berpikir ini bukan basic saya. Apa saya bisa meraih cita-cita menjadi dokter? Karena harus bisa masuk perguruan tinggi negeri, tentunya dilihat dari nilai SMAnya. Karena di pondok itu tidak belajar pelajaran SMA sama sekali selama tiga tahun,” pikir Ning Nela waktu nyantri di pesantren salaf dengan ketidakyakinanya.

Ning Nela mengaku, dirinya sempat mengurbur cita-citanya untuk menjadi dokter. Kemudian setelah SMA dirinya mendapatkan dukungan dari keluarga. Terutama kedua orangtuanya yang mengatakan, bahwa setiap orang itu berhak bermimpi dan meraih cita-citanya. Mau seperti apapun keadaan orang itu jika ada semangat dan perjuangan, setinggi apapun cita-cita itu tetap bisa diraih.

Semangat dari keluarga itulah, yang membawa Ning Nela berusaha kembali membangun cita-citanya. Dirinya memulai les saat setelah lulus dari pesantren, sambil kembali nyantri di Malang selama kurang lebih 6 bulan. Bulan berikutnya dia mencoba untuk mengikuti tes kedokteran di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).

Baca Juga:  Betty Epsilon Idroos - Bersiap Tahapan Pemilu

“Alhamdulillah diterima, jadi selumnya saya bolak balik tes juga tidak diterima. Sempat gagal juga, tetapi dari 16 mahasiswa itu tes digelombang satu yang diterima cuma satu orang yaitu saya,”paparnya.

Setelah kuliah di UNUSA, Ning Nela sempat mengikuti beberapa kompetisi tingkat international. Salah satunya adalah lomba Grup Video Edukasi Kesehatan di Sorbonne Universite Paris Prancis. Dalam pembuatan video itu terdiri dari 5 orang. Ternyata dirinya berhasil menjadi perwakilan ke Prancis bersama dua temanya dan meraih juara keempat.

“Dalam proses pembuatanya per kelompok ada lima orang, kemudian kami membuat video itu. Setelah jadi dikirim ke penyelanggaranya dari fintek. Setelah itu dari sekitar 200 lebih peserta yang ikut lomba dari seluruh dunia.

Kami masuk menjadi urutan keempat, maka dari itu diundang untuk kesana. Meski hanya tiga teman yang bisa datang yang lain berhalangan. Tetapi ini adalah pengalaman berharga bagi saya,”ujarnya.

Menggeluti Bidang Fasion

Banyak orang yang mengukir cita-citanya sedari kecil. Tetapi berubah Ketika dewasa, dengan memilih focus kepada kelebihanya. Begitupun dengan pribadai Naila Mafazah, tidak sekedar fokus menggapai cita. Juga memaksimalkan potensi dirinya yang hobi dalam menggambar.

Sapaan Ning Nela ini memilihih bidang Fashion desain busana, untuk menuangkan hobinya dalam menggambar gaun, baju dan sejanisnya. Terbukti dirinya sudah bisa membuka usaha butik daring bersama temannya. Meski awalnya hanya untuk koleksi pribadi, lambat laun makin banyak pesanan yang datang.

“Kalau untuk butik fashion, masih dalam proses pembangunan untuk butik offlinenya. kalau online ini udah berjalan 3 tahun. Meski karena saya sibuk kuliah, jadi kurang bisa merespon. Saya masih berusaha untuk membagi waktu antara kuliah karena di kedokteran itu tergolong susah,”akunya.

Baca Juga:  Lucinta Luna - Sempatkan Ziarah Kubur

Ning Nela mengaku, kesibukanya dalam berkuliah di kedokteran, membuat bisnisnya masih belum bisa dikembangkan untuk lebih besar lagi. Belum lagi kesibukan di pesantren, karena harus membantu mengajar. Demi mengatasi berjalannya bisnis tanpa mengganggu perkuliahan, sementara dirinya hanya launching baju dalam 3 bulan sekali. Itupun haru benar-benar mencari waktu yang pas. Supaya tidak bertabrakan antara kepentingan berupa keinginan ataupun hobi, dengan impian.

“Saya berusaha bagaimana caranya berjalan dua-duanya, berarti harus ada sesuatu yang harus dibatasi. Yaitu hobi saya, untuk gambar baju yang saya selesaikan biasanya update dalam 3 bulan satu kali. Memang awalnya saya menggambar baju ini untuk konsumsi pribadi. Ketika tes penerimaan mahasiswa baju saya pakai, mungkin beberapa orang yang lihat banyak yang suka.

Karena banyak yang tanya ini beli dimana, jadi saya rasa jangan-jangan apa bisa dibuat lebih banyak untuk orang-orang,”papar Perempuan yang pernah mengikuti Surabaya Fashion Parade ini.
Kemudian Ning Nela memutuskan, untuk memperbanyak koleksinya. Dengan memasarkan lewat online. Meski awalnya yang membeli hanya 2 orang, lama-lama bertambah jadi 6 per bulannya. Terus bertambah peminatnya baik dari kalangan santri hingga umum. Sampai sekarang berjalan lebih dari 3 tahun.

“Sampai sekarang sudah ada dropshitnya, Alhamdulillah juga sampai ada yang beli dari luar Jawa. Hingga sekarang sampai mulai banyak yang mengenal butik online saya. Hingga sekarang sudah mendirikan butik secara offline biar lebih enak buat foto-fotonya, buat katalognya dan juga buat menaruj barang-barangnya. Memang diawal-awal dari hobi kemudian ditekuni dan jadinya seperti ini,”ujar owner dari butik Naila Adelia ini.

Dalam mengikuti Surabaya Fashion Parade ini, Ning Nela bisa belajar pada salah satu desainer yang sudah profesional di bidangnya. Bahkan bisa membantunya dalam mengoreksi mana desain yang bagus dan mana yang kurang cocok. Dirinya banyak bersosialisasi dengan desainer professional. Meskipun Ning Nela berasal dari pesantren, tidak ada rasa minder pada dirinya justru memacunya untuk ikut maju dalam bidang ini, dan ikut andil dalam memunculkan desainer dari kalangan pesantren.

Baca Juga:  Dewi Yukha Nida - Rahasia Juara MHQ di Rusia

“Dalam hal membuat busana, saya harus punya teman di luar. Baik desainer atau lain lain, untuk memperluas wawasan saya sampai jauh kedepan. Jadi teman terdekat saya juga bisa memberikan ilmu dengan cara seperti itu, hikmahnya setelah mengikuti ajang ini makin banyak pesanannya,”cerita Ning Nela yang saat ini masih menjalani Co-Ass di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari ini.

Ning Nela menuturkan, niat awal dalam menggeluti bidang bisnis fashion ini sudah ditatanya. Yakni menginginkan bisa membuka lapangan pekerjaan. Hingga sampai saat ini perempuan berusia 23 tahun ini sudah bisa merekrut beberapa orang untuk butiknya.

Di dalamnya ada yang bertugas untuk bagian desain komputer, dan memasukan gambar yang sudah dibuatnya ke dalam komputer. Kemudian ada bagian packing, selanjutnya bisa ditambah bagian lainnya sehingga bisa merekrut lebih banyak orang kedepanya.

Memang untuk saat ini Ning Nela belum bisa membuka lagi lapangan kerja. Bahkan untuk inten dalam melakukan update desain baju. Karena dirinnya harus memprioritaskan praktek kerjanya di bidang kedokteran. Sementara dirinnya masih dibantu beberapa orang agar bisnisnya tetap bisa berjalan.

“Salah satu yang ingin saya terapkan kepada anak-anak saya nanti, adalah seperti apa yang orang tua lakukan kepada saya. Untuk bisa memilih jalan hidupnya sendiri, mensupport apa keinginan dari anak-anaknya. Jadi Umi sama Ayah, selalu membebaskan apa yang menjadi keinginan saya. Saya bisa membangun kreativitas diri asal tidak melanggar syariat Islam. Kemudian bisa jadi orang yang aktif, bukan cuma diam saja tidak monoton hidupnya. Juga harus bisa bergerak dan berhasil,”pungkasnya. Diah Rengganis

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA