Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai tantangan kebangsaan saat ini kian kompleks terutama akibat disrupsi teknologi digital yang sangat pesat.
Kondisi tersebut kerap kali memunculkan hal yang tak produktif bahkan efek negatif seperti hoaks yang berpotensi memecah persatuan bangsa.
“Kita lihat sekarang ini banyak kelompok seenaknya menghakimi kiai, tokoh atau pihak lain. Melihat kondisi ini, kader Ansor Banser tidak boleh tinggal diam,” kata Gus Yaqut di depan ratusan peserta Konferensi Besar (Konbes) Ansor. Hal itu juga mengikuti peresmian Kantor Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Kamis (31/03/2022).
Untuk mengatasi tantangan yang tak ringan tersebut, Gus Yaqut meminta para kader Ansor memiliki kapasitas diri yang mumpuni. Langkah yang bisa dilakukan antara lain dengan meniru filosofi kereta api.
Pertama, kereta api menjunjung tinggi kedisiplinan, terutama soal waktu.Kedua, akan menabrak siapa saja yang berupaya menjadi penghalang. Ketiga, berhenti bergerak jika target atau tujuan sudah tercapai.
“Kader Ansor dan Banser harus kuat memiliki karakter, terus menempa diri meningkatkan kapasitas dan teguh dalam memegang prinsip. Dan Ansor selalu memilih jalan yang terjal untuk memegang teguh prinsip. Ibaratnya, jika kita biasa hadapi badai, maka gerimis tak akan sedikit pun mampu menggoyahkan kita,” tandasnya.
Gus Yaqut juga mengajak sekitar 7 juta kader Ansor yang tersebar di seluruh dunia untuk terus mengedepankan aspek kejernihan berpikir. (Ful)