Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menceritakan bahwa dirinya memiliki banyak kenangan bersama KH Hasyim Muzadi. Kiai Miftach juga menuturkan bahwa ia merupakan pengagum Kiai Hasyim Muzadi.
“Saya betul-betul banyak kenangan dengan beliau. Saya adalah salah satu orang pengagum beliau, bahkan sempat saya sampaikan kepada almarhum almaghfurlah Kiai Muchit Muzadi, kakak beliau,” katanya Ahad (20/03/2022) saat haul kelima KH Hasyim Muzadi di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok, Jawa Barat.
Menurutnya, sulit menemukan tokoh yang bicaranya dengan retorika dan penyampaian begitu cantik, indah, berurutan, dan munadzom setelah Presiden Soekarno. Namun, KH Hasyim Muzadi, di mata Kiai Miftach, satu-satunya yang dapat menyamai retorika Presiden Soekarno.
“Saya kira tidak ada yang lain kecuali beliau (Kiai Hasyim),” ujar Kiai Miftach pada acara yang berlangsung di Selasar Masjid Pesantren Al-Hikam Depok.
Bukan hanya mengenang Kiai Hasyim Muzadi, Kiai Miftach pun turut memberikan mauidhatul hasanah kepada para jamaah. Di antara yang disampaikan bahwa pondok pesantren bukan hanya peninggalan Walisongo. Akan tetapi, juga merupakan salah satu peninggalan Rasulullah yang dikenal dengan ashab ash-shuffah.
“Jadi ketika kita mendirikan pondok pesantren berarti kita telah menjalankan sunah Rasulullah,” paparnya.
Puncak haul KH Hasyim Muzadi juga diisi dengan penayangan video profil Kiai Hasyim Muzadi serta perkembangan Pesantren Al-Hikam dari masa ke masa.
Sebelum masuk ke acara inti, pihak keluarga terlebih dahulu memberi sambutan yang diwakili oleh Yusron Shidqi, putra dari Kiai Hasyim Muzadi sekaligus Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok. Gus Yusron, begitu sapaan akrabnya, memohon doa kepada para jamaah dan tamu yang hadir untuk kebaikan Pesantren Al-Hikam.
“Mohon doa kepada para jamaah, hadirin hadirat sekalian, wabil khusus Kiai Miftahul Achyar, mudah-mudahan pesantren ini bisa melaksanakan khittah-nya sebagai kaderisasi para kiai, para ulama, para hafidzah hafidzuun, para huffadz,” katanya.