Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur mengundang perwakilan Pencak Silat NU Pagar Nusa dan Persatuan Setia Hati Terate (PSHT) dalam silaturrahim sekaligus tabayun di kantor NU Jatim di Surabaya, Selasa (14/03/2022). Tabayun dilakukan untuk menyelesaikan masalah bentrokan yang terjadi antara kelompok pesilat dari dua perguruan tersebut di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pekan lalu.
Sekretaris PWNU Jatim M Hasan Ubaidillah mengatakan, hadir dalam pertemuan itu, di antaranya, Wakil Rais Syuriah KH Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali. Dalam kesempatan itu, perwakilan Pagar Nusa dan PSHT diminta menjelaskan secara terang-benderang pokok masalah yang memicu peristiwa bentrokan tersebut. “Hasilnya diketahui bahwa konflik tersebut bukanlah konflik organisasi (Pagar Nusa dengan PSHT),” katanya kepada wartawan.
Bentrokan yang terjadi, lanjut Ubaidillah, adalah murni karena kesalahpahaman oknum pesilat yang kebetulan aktif di Pagar Nusa dan PSHT. Karena itu, secara organisasi pimpinan Pagar Nusa dan PSHT diminta untuk mengklirkan itu dan terus-menerus mendinginkan suasana, terutama di Banyuwangi, dan berupaya menguatkan persaudaraan antardua perguruan silat tersebut.
Selama ini, lanjut Ubaidillah, ikatan persaudaraan antara Pagar Nusa dan PSHT di Banyuwangi terjalin baik. Masing-masing perguruan juga selalu menekankan agar menjaga persaudaraan di mana pun berada. Pagar Nusa juga kerap mengadakan kegiatan bersama. Karena sering bersama, maka Pagar Nusa dan PSHT akan bersama-sama mengganti dan memperbaiki segala kerusakan benda-benda milik warga akibat bentrokan tersebut. “Bahkan Pagar Nusa dan PSHT sering mengadakan kegiatan bersama,” tandasnya.
Ubaidillah mengatakan, dalam pertemuan tersebut Gus Ali menyampaikan bahwa pada dasarnya antara Pagar Nusa dan PSHT adalah bersaudara. Akar ilmu dari dua perguruan silat tersebut adalah satu, yaitu KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. “Akarnya satu, yaitu Mbah Hasyim Asy’ari. Amaliahnya juga sama,” ujarnya.
Untuk mempererat tali persaudaraan antara dua perguruan itu, dalam waktu dekat Gus Ali mengundang pihak Pagar Nusa dan PSHT untuk melakukan kegiatan bersama di pondok pesantren yang diasuhnya, Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Seperti diketahui, dua kelompok massa dari perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan Pagar Nusa di Desa Sukrejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, terlibat bentrok pada Kamis dini hari, 10 Maret 2022. Satu orang dilaporkan tewas dan belasan orang mengalami luka-luka. Akibat lain dari bentrokan tersebut, enam rumah warga rusak.
Penyebab bentrokan dua kelompok massa ini dipicu kesalahpahaman karena saling ejek di media sosial. Diketahui, bentrok antar dua kubu terjadi sejak dua hari terakhir dan membuat suasana desa menjadi mencekam setiap malamnya. Ratusan orang dari kedua kelompok perguruan silat ini sering melakukan konvoi melakukan sweeping. Meski sudah dihalau ratusan aparat Kepolisian dari Polresta Banyuwangi, namun bentrokan antara kedua kelompok pencak silat ini tak terbendung.
Puncaknya, pada Kamis dini hari, kedua kelompok terlibat bentrok fisik di Desa Sukorejo. “Sampai saat ini, informasi satu yang meninggal dunia, lainnya luka-luka,” kata Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Didik Hariyanto.
Setidaknya dilaporkan 14 orang dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka akibat bentrok fisik dua kelompok perguruan pencak silat itu. Satu orang meninggal dunia diketahui adalah seorang pemuda berusia 27 tahun, warga Kecamatan Pesanggaran. Korban tewas setelah terluka benda tajam di tubuhnya.
Tak hanya itu, insiden tersebut juga menghanguskan sejumlah sepeda motor. Rumah warga juga rusak karena jadi sasaran amuk massa dengan lemparan batu hingga bom molotov. Sedikitnya enam rumah warga dan 1 mushala rusak parah.
Siangnya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiani bersama pejabat Forkopimda setempat langsung turun tangan mempertemukan perwakilan Pagar Nusa dan PSHT di Banyuwangi. Dua perguruan itu sepakat berdamai dan masing-masing berusaha meredam situasi. Kondisi di desa setempat kini sudah kondusif.