Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk dalam 25 situs sejarah dan budaya yang terancam di seluruh dunia. Hal ini sebagaimana dirilis The World Monuments Watch pada Februari 2022. The World Monuments Watch sendiri merupakan proyek dari World Monuments Fund (WMF), sebuah organisasi nirlaba sejak 1996 yang mengangkat isu situs bersejarah yang budaya yang terancam di dunia.
Beberapa situs sejarah dan budaya yang terpilih disebut tengah menghadapi tantangan global dan membutuhkan pelestarian yang mendesak. Situs-situs tersebut menunjukkan dampak dari isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidakseimbangan pariwisata, kurangnya perwakilan, atau pemulihan dari krisis.
Melansir laman resmi WMF, Ahad (06/03/2022), Pulau Sumba masuk sebagai salah satu situs yang terancam punah karena adanya perubahan gaya hidup dari masyarakatnya. Artinya, ada nilai-nilai tradisional yang mulai hilang di tengah masyarakat. Salah satu yang disoroti adalah tradisi rumah adat Sumba. Saat ini, mayoritas populasi pulau Sumba berjumlah hampir 800.000 orang dan mereka semua tinggal di pemukiman pedesaan. Namun, kemampuan untuk memperbaiki, merekonstruksi, atau membangun rumah baru bergantung pada pengetahuan budaya dan keterampilan manual, serta ketersediaan bahan bangunan tradisional.
Kondisi ini menjadi terancam karena perubahan lingkungan dan tren urbanisasi jangka panjang. Sementara itu, rumah-rumah yang ada sangat rentan terhadap kebakaran. Seperti kebakaran yang menghanguskan 30 rumah adat di Desa Tarung pada tahun 2017, dan 16 rumah di Desa Bondo Morotuo pada tahun 2018. Oleh karena itu, World Monuments Watch 2022 meminta perhatian kepada masyarakat untuk melestarikan keterampilan membangun tradisional di Sumba. Selain itu, untuk mendukung pelatihan berorientasi masyarakat yang dapat menyatukan pengetahuan dan keterampilan tradisional, serta ketertarikan peserta pelatihan dengan persetujuan pemerintah daerah.
Sebagai informasi, sejak dulu masyarakat Sumba dikenal memiliki kehidupan tradisional yang masih sangat terjaga hingga zaman modern. Mulai dari upacara adat, rumah adat dan tata cara bangunannya, hingga seluruh aspek kehidupan mereka. Salah satunya terlihat dari stuktur rangka atap rumah tradisional masyarakat Pulau Sumba. (Ful)