Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi membayangkan jika kelak Nahdlatul Ulama (NU) memiliki basis data digital dengan menggunakan teknologi blockhain hingga artificial intelligence (kecerdasan buatan) lainnya.
Hal tersebut dikemukakan saat memberikan sambutan dalam Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 serta Harlah ke-96 NU yang berlangsung di Balikpapan Sport and Convention Center Dome, Senin (31/01/2022).
“Situasi dunia yang serba baru menuntut hadirnya cara-cara baru yang kreatif. Perubahan yang cepat akibat revolusi industri dan juga pandemi, menuntut cara-cara baru yang inovatif, modernisasi, digitalisasi, otonomasi tak mungkin lagi bisa dihindari. Saya membayangkan beberapa waktu ke depan, NU memiliki database jamaah yang lengkap dan canggih dengan bantuan teknologi digital,” ujar Jokowi.
“Sangat mungkin, memakai blockchain, artificial inteligence, memakai machine learning dan lain-lain, sangat memungkinkan. Karena NU memiliki SDM-SDM yang sangat baik dan mengerti mengenai hal ini,” imbuhnya.
Jokowi juga membayangkan jikalau NU mempunyai marketplace andal yang menjadi tempat bagi produsen dan konsumen NU bertransaksi secara praktis, serta memasukkan produk-produk unggulan warga NU dalam rantai pasok global.
“Saya membayangkan ini dalam waktu segera, NU mempunyai platform edutech, yang juga mempunyai platform learning management system yang andal, yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog dan entrepreneur dimana pun dan kapan pun secara mudah dan murah,” tuturnya.
Selain itu, Jokowi juga berseloroh, bahwa ia mengenal salah satu generasi muda NU yang berkiprah secara global, yang mana ia akan mampu membantu NU untuk membuat basis data digital serta yang lainnya.
“Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak lagi. Beliau ini kerja di Singapura sudah lama, 7 tahun yang lalu saya ketemu, mengerjakan ini semuanya apa pun bisa. Masih muda sekali, namanya mas Ainun Najib, NU, tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali,” ungkap Jokowi.
Presiden berseloroh, gaji Ainun di Singapura sangat besar, dan kemungkinan harus dibayar lebih besar jika diminta bekerja di Indonesia. Namun Presiden meyakini, jika para Kiai NU yang meminta langsung kepada Ainun Najib, maka yang bersangkutan akan bersedia dibayar berapa pun.
“Ini nanti tugasnya Pak Kiai. kalau beliau yang ngendiko (bicara), digaji berapa pun, bismillah pasti mau,” tutur Jokowi sembari bercanda. (Ich)