Rombongan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jatim dan Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) melanjutkan “Safari Silaturrahim Cheng Hoo” ke Pondok Pesantren (PP) Lirboyo, Kediri, Jatim, Selasa (18/1/2022). Di pondok tersebut, rombongan diterima Pimpinan Teras Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim dan sejumlah pimpinan pondok terkemuka di provinsi ini. Dalam pertemuan tersebut disepakti untuk selanjutnya bekerjasama di bidang dakwah, Sosial, hingga Pendidikan lebih kuat lagi.
Kedatangan rombongan Cheng Hoo tersebut disambut setidaknya 21 para pimpinan pondok dan sejumlah pengurus PWNU Jatim. Tampak hadir dari Cheng Hoo yakni H. Haryanto Satryo (Ketua PITI Jatim), Bapak Alex (Ketua PITI Kediri), H. Mamun Hasan (salah seorang Dewan Pendiri YHMCHI), H. Ali Sujarwo (salah seorang Pembina YHMCHI), H.A. Nurawi (Ketua Umum YHMCHI), H. Dion Sultan (Sekretaris Umum YHMCHI), A. Subiantoro (Sekretaris II YHMCHI), Ustad Haryono Ong (Tamir Masjid Cheng Hoo Surabaya).
Sementara dari tuan rumah hadir diantaranya, yakni Wakil Ketua Rois Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar, KH Marzuki Mustamar Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur periode 2018-2023, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Prof Akhmad Muzakki, MAg, Grad Dip SEA, MPhil, PhD., KH. Muhammad Anwar Manshur Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang hingga Prof. Dr. KH. Abd. A’la Basyir, Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Latee, Guluk-Guluk Sumenep Madura.
Dalam sambutannya, KH Anwar Iskandar mengatakan, pihaknya menyambut dengan senang hati kehadiran para tamu dari Cheng Hoo ini. “Kita kedatangan tamu istimewa, yakni sahabat kita muslim Tionghoa. Masyarakat Tionghoa (Tiongkok) merupakan bangsa yang pandai dalam perekonomian, sedangkan NU itu pandai dalam ilmu agama. Kalau ini disatukan, akan melahirkan kekuatan yang dahsyat,” katanya.
Oleh Karena itu, kata KH Anwar Iskandar, keduanya harus saling mendukung. Mengapa? Karena keduanya sama-sama mempunyai kekuatan. Untuk itu, KH Anwar Iskandar berharap, agar ke depannya nantinya kepengurusan NU baik di Jatim maupun di daerah pengurusnya ada yang dari PITI maupun YHMCHI.
“Kalau orang-orang kuat itu berkumpul menjadi satu, sekali lagi akan melahirkan kekuatan yang kuat, sehingga organisasi menjadi maju. Saya juga berharap antara NU dengan Cheng Hoo terjalin lebih dalam lagi di sektor dakwah, ekonomi, sosial hingga pendidikan,” katanya.
Di sektor pendidikan, KH Marzuki Mustamar mengusulkan soal pembelajaran Bahasa Mandarin lebih diperluas lagi di pondok-pondok di Jatim. Hingga saat ini, sejumlah pondok sudah membuka kelas untuk pelajaran Mandarin.
Sementara itu, H.A. Nurawi, pimpinan rombongan dari Cheng Hoo dalam sambutannya mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas sambutan dari pengurus PWNU Jatim dan Kiai sepuh. “Kami mengucapkan terima kasih atas sambutannya yang luar biasa ini. Kami juga menghaturkan salam sesepuh kami, yakni HMY Bambang Sujanto yang kali ini berhalangan hadir,” katanya.
H.A. Nurawi lebih lanjut mengatakan, Cheng Hoo siap untuk lebih kuat lagi dalam kerjasama dengan PWNU Jatim dan PP di Jatim. Khususnya di Bidang Dakwah, ekonomi, sosial hingga pendidikan. Selama ini, kami sudah terjalin kerjasama dengan PWNU Jatim di berbagai bidang. “Dari hasil silaturrahim ini, kami siap untuk meningkatkan kerjasama diantara kita,” katanya.
Dikatakan, safari ini merupakan yang ketiga. Pertama, Senin (27/12/2021) lalu, rombongan mengunjungi Ponpes Bumi Shalawat dan diterima langsung oleh pengasuhnya Gus Ali. Kedua, Sabtu (8/1/2022), rombongan melakukan silaturrahim ke Pondok Pesantren (PP) Sabilurrosyad, Gasek, Karangbesuki, Malang dan PP An-Nur I Bululawang, Malang. Ketiga, Selasa (18/1/2022) ke Lirboyo. “Kami akan terus melanjutkan safari ini ke sejumlah PP dan alim ulama,” katanya.
Ini merupakan program PITI-YHMCHI dengan tema “Safari Silaturrahim Cheng Hoo”. Dia mengatakan, dalam safari ini bertujuan silaturrahim. Kami-kami yang ada di PITI Jatim dan YHMCHI ingin tukar pikiran. Terutama dakwah untuk memajukan Cheng Hoo ke depannya. Bagaimana pula, cara memakmurkan masjid. Dan ini merupakan program yang tertunda. Seharusnya berlangsung pada tahun 2020, karena pandemic covid-19, baru kali ini kita bisa merealisasikannya.
Sementara itu, “Safari Silaturrahim Cheng Hoo” ini mendapat sambutan yang positif dari sejumlah pimpinan PP. “Silaturrahim ini harus terus dijaga, dan terus menerus. Dengan silaturrahim kita dapat setidak memperarat tali persaudaraan. Saling tukar pikiran untuk kemajuan umat,” kata Gus Kikin.
Sementara Prof. Dr. KH. Abd. A’la Basyir mengatakan, silaturrahim Cheng Hoo ini positif sekali. “Ini dian jurkan oleh agama. Apalagi silaturrahim dengan ulama. Dengan saling tukar pikiran, akan menghasilkan hal-hal yang sangat berguna untuk Cheng Hoo, pesantren hingga bangsa,” katanya.
Diakhir pertemuan tersebut, dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Muhammad Anwar Manshur. (H. Erfandi Putra)