Search

Peran KH As’ad Syamsul Arifin dalam Strategi Perencanaan dan Pengembangan Nahdlatul Ulama : Perspektif Perencanaan Organisasi
Oleh : Heri Junaidi, S.Sos.*)

Majalahaula.id – KH As’ad Syamsul Arifin merupakan salah satu ulama besar yang memiliki peran penting dalam perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai pendiri sekaligus penggerak utama NU di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur, kontribusinya tidak hanya dalam aspek keagamaan tetapi juga dalam strategi perencanaan organisasi yang berkelanjutan.

Perspektif perencanaan yang diterapkan KH As’ad Syamsul Arifin dapat dilihat melalui langkah-langkah sistematis yang dilakukan dalam memperkuat jaringan NU, meningkatkan kualitas pendidikan pesantren, dan menjaga keutuhan nilai-nilai tradisional Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Beliau memainkan peran strategis dalam perencanaan dan pengembangan Nahdlatul Ulama (NU) sejak pendiriannya hingga pengembalian organisasi ke Khittah 1926.

Dalam konteks ini, Beliau berperan sebagai mediator dan penyeimbang dalam menghadapi dinamika politik yang kompleks. Keputusan NU untuk kembali ke Khittah 1926 merupakan tonggak penting dalam sejarah organisasi. Beliau memainkan peran kunci dalam merumuskan visi masa depan NU yang lebih independen dari kepentingan politik praktis. Beliau memprioritaskan penguatan struktur organisasi NU hingga ke tingkat akar rumput. Beliau menekankan pentingnya pendekatan kultural dalam membina masyarakat, dengan tetap menjaga tradisi-tradisi lokal yang selaras dengan ajaran Islam.

KH As’ad Syamsul Arifin dikenal sebagai sosok visioner yang mampu membaca kebutuhan umat dan masa depan organisasi. Dalam perspektif perencanaan, beliau memprioritaskan tiga aspek utama : 1) Penguatan Pendidikan Pesantren. Beliau memandang pesantren sebagai basis utama dalam mencetak generasi penerus NU yang berkualitas. Pesantren tidak hanya menjadi lembaga pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat perencanaan sosial, ekonomi, dan politik umat. 2) Jaringan Sosial dan Politik. Beliau menyadari pentingnya memperkuat jaringan sosial dan politik untuk memperluas pengaruh NU. Salah satu langkah strategisnya adalah mendekatkan NU dengan pemerintah, termasuk perannya dalam mengusulkan penerimaan asas Pancasila sebagai Asas Tunggal pada Muktamar NU Tahun 1984 di Situbondo. 3) Kemandirian Ekonomi Umat. Dalam perencanaan pembangunan NU, Beliau menekankan pentingnya kemandirian ekonomi dan mendorong pesantren untuk mengembangkan unit usaha mandiri yang dapat menopang kebutuhan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar.

Baca Juga:  Sulitnya Berhijrah

Pendekatan KH As’ad Syamsul Arifin dalam memimpin organisasi pesantren tidak hanya berlandaskan nilai-nilai agama, tetapi juga menunjukkan prinsip-prinsip manajerial yang relevan dengan konsep perencanaan dalam organisasi modern. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah di Sukorejo, Situbondo, yang didirikan oleh KH As’ad Syamsul Arifin, menjadi model perencanaan pendidikan yang berkelanjutan. Pesantren ini menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan sistem pendidikan modern. Beliau memimpin pengembangan kurikulum yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah. Model ini menjadi inspirasi bagi banyak pesantren lain di Indonesia. Beliau memandang pesantren sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Melalui pesantren, Beliau merencanakan berbagai program sosial, seperti pemberdayaan ekonomi umat, layanan kesehatan, dan pendidikan keterampilan.

Baca Juga:  Mencetak Wirausaha Muslim

Pendekatan KH As’ad Syamsul Arifin dalam memimpin organisasi, khususnya pesantren, memiliki beberapa karakteristik yang sesuai dengan konsep perencanaan modern : 1) Berbasis Nilai Spiritual. Beliau menekankan pentingnya nilai spiritual sebagai dasar perencanaan. Dalam konsep perencanaan modern, nilai organisasi adalah landasan untuk menentukan visi dan misi. Beliau menanamkan nilai kejujuran, keikhlasan, dan tanggung jawab sebagai pilar utama dalam menjalankan organisasi yang relevansinya untuk membangun budaya kerja yang berintegritas atau disebut dengan Etika Organisasi dalam prinsip organisasi modern. 2) Pemahaman Konteks Lingkungan. Beliau dikenal sebagai sosok yang mampu membaca situasi sosial-politik pada masanya. Beliau menyesuaikan strategi dakwah dan pengembangan pesantren dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep analisis lingkungan dalam perencanaan modern, yakni organisasi harus memahami faktor-faktor eksternal yang memengaruhi operasionalnya yang relevansinya adalah memperkuat strategi organisasi berdasarkan kondisi lingkungan atau disebut dengan Analisis SWOT yakni Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) dalam prinsip organisasi modern. 3) Kepemimpinan Visioner. Beliau memiliki visi jangka panjang dalam memajukan pesantren sebagai pusat pendidikan dan pembinaan moral. Beliau tidak hanya memikirkan perkembangan jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan generasi penerus yang mampu membawa pesantren ke arah yang lebih baik. Pendekatan ini sejalan dengan konsep penetapan visi dan misi dalam perencanaan organisasi modern yang relevansinya untuk menentukan arah dan tujuan organisasi dengan jelas. 4) Pengembangan SDM Berbasis Pendidikan Karakter. Beliau menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membangun sumber daya manusia. Dalam organisasi modern, pengembangan SDM yang efektif menjadi bagian penting dari proses perencanaan. Dengan membangun karakter yang kuat, organisasi dapat memiliki tim yang solid dan berintegritas. 5) Adaptasi terhadap Perubahan. Salah satu keunggulan Beliau adalah kemampuan Beliau dalam beradaptasi dengan perubahan. Beliau memadukan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan zaman tanpa meninggalkan prinsip dasar agama. Hal ini relevan dengan konsep evaluasi dan penyesuaian dalam perencanaan modern, maka organisasi harus fleksibel menghadapi tantangan dan perubahan.

Baca Juga:  Relevansi Strategi Dakwah Wali Songo bagi Perencanaan Strategis NU di Abad Ke-21

Peran KH As’ad Syamsul Arifin dalam NU sangat signifikan, terutama dalam perspektif perencanaan. Beliau mampu merumuskan strategi jangka panjang yang berorientasi pada penguatan pendidikan, jaringan sosial, dan kemandirian ekonomi umat. Pemikiran dan langkah-langkah strategis Beliau menjadi warisan berharga bagi NU dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang. Melalui visi dan perencanaan yang matang, Beliau telah meletakkan dasar yang kokoh bagi pengembangan NU sebagai organisasi yang berperan aktif dalam menjaga keutuhan bangsa dan memajukan umat Islam di Indonesia.

 

 

*) Penulis adalah Wakil Ketua I MWCNU Panji dan Sekretaris Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Kabupaten Situbondo

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA