Search

MWCNU Panji Lantik Dan Baiat PAR NU & Takmir Masjid Miftahul Hidayah Masa Khidmat 2024-2029, Serta Khutbah Iftitah Ketua PCNU Situbondo, Kokohkan Aswaja An Nahdliyah

Majalahaula.id – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Panji melantik dan membaiat Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PAR NU) Miftahul Hidayah dan Takmir Masjid Miftahul Hidayah Masa Khidmat 2024-2029 secara sederhana di Masjid Miftahul Hidayah, beralamat di RT/RW. 002/017 Kelurahan Mimbaan Kecamatan Panji yang dihadiri oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. beserta Wakil Bendahara Zaini, S.H. dan Ketua Pengurus Cabang Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (PC LTMNU) H. Abd. Rahem, M.Ag., Wakil Rais I MWCNU Panji KH. Zainul Mukarromin, Ketua KH. Abdullah Hariri beserta Wakil Ketua I Heri Junaidi, S.Sos., Sekretaris Ahmad Sholeh, S.Pd., dan Ketua MWC LTMNU Ahmad Musthofa pada Minggu (29/9/2024).

“Saya ucapkan selamat atas dilantiknya PAR NU dan Takmir Masjid yang baru, pesan saya untuk panjenengan adalah agar meramaikan dan memakmurkan masjid. Kemudian menjaga kelestarian amaliyah NU. Saya sampaikan bahwa Masjid Miftahul Hidayah ini adalah nadzirnya Nadzir NU dan waqafnya juga Waqaf NU. Dan Insya Allah masjid ini selamanya amaliyahnya adalah amaliyah NU,” tandas Ketua MWCNU Panji KH. Abdullah Hariri.

Baca Juga:  Sejumlah Tokoh Hadiri Rakernas Pergunu di Majalengka

“Mudah-mudahan kita semua mendapatkan keberkahan Muassis NU khususnya jamaah Nahdlatul Ulama dan bisa diakui menjadi santrinya Hadratus Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari,” harapannya.

MWCNU Panji Lantik Dan Baiat PAR NU & Takmir Masjid Miftahul Hidayah Masa Khidmat 2024-2029, Serta Khutbah Iftitah Ketua PCNU Situbondo, Kokohkan Aswaja An Nahdliyah

“Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam yang mengusung ideologi Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah An-Nahdliyah (Aswaja An Nahdliyah). Yakni ideologi yang menjaga kemurnian Islam dengan berpegang pada Sunnah Nabi dan para sahabat. Dengan terdisiplin melalui sanad ilmu yang jelas, dengan ciri-ciri termudah. Bermadzhab pada salah satu madzhab fiqih yang empat; Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Berakidah sesuai dengan akidah Islam yang diajarkan Rasulullah. Disiplinannya sesuai dengan manhaj Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Bertasawuf disiplinnya sebagaimana telah dirumuskan Imam Al-Ghazali dan Imam Junaidi al-Baghdadi. Sehingga bisa dikatakan, bukan orang NU apabila amaliyahnya bukan amaliyah Ahlussunnah wal Jam’ah. Apalagi bila sampai menyerang amaliyah ahlussunnah wal jamaah, itu jelas bukan NU. Dalam cara pandang atau berfikir, Nahdlatul Ulama senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep tasammuh (toleran), tawassuth (pertengahan), tawajjun (seimbang) dan mu’addalah (adil). NU harus senantiasa teduh tidak condong pada pemikiran liberal, tidak pula pada radikal. Bersama konsep tersebut, orang NU sejatinya tidak akan mudah kagetan. Dan tidak akan terjebak pada jurang pemikiran yang kaku,” kata Ketua PCNU Situbondo Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. dalam Khutbah Iftitahnya.

Baca Juga:  PWNU Sulawesi Selatan Lepas Kafilah MTQ Nasional dan Internasional
Penyerahan SK PAR NU & SK Takmir Masjid Miftahul Hidayah oleh Ketua MWCNU Panji KH. Abdullah Hariri dan disaksikan oleh Ketua PCNU Situbondo Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I.

“Keberadaan Masjid Miftahul Hidayah di Mimbaan Timur ini sangat berarti untuk menjadi pusat kegiatan masyarakat, baik yang bersifat ibadah maupun kegiatan sosial dan pendidikan. Dengan pengelolaan organisasi dan program kerja masjid yang baik, maka akan berdampak baik juga bagi jamaah dan warga sekitar masjid,” pesannya.

“Dalam merawat dan memakmurkan masjid, maka yang paling penting adalah identitas NU. Karena identitas ini sangat penting untuk menjadi kekuatan organisasi di NU dalam mengelolah masjid. Untuk itulah, pembentukan PAR NU berbasis kemasjidan itu merupakan perintah dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai salah satu upaya untuk memperkuat jam’iyyah dan mencetak kader Nahdlatul Ulama yang memiliki komitmen ideologi Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah An-Nahdliyah (Aswaja An Nahdliyah). PARNU merupakan organisasi NU paling bawah yang tentunya lebih dekat dengan Nahdliyin. Sehingga diharapkan program kerja yang dirancang oleh NU manfaatnya bisa dirasakan secara langsung. Rapikan strukturnya, nyatakan kerjanya. Struktur kepengurusan PAR NU tidak berbeda jauh dengan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU). PRNU dan PARNU hanya terdiri dari jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah. Tidak ada lembaga seperti MWCNU,” terangnya.

Baca Juga:  Sinergitas LFNU dan Kemenag Situbondo Dalam Rukyatul Hilal Awal Dzulhijjah 1443 H
Photo bareng : PCNU Situbondo, MWCNU Panji, PARNU & Takmir Masjid Miftahul Hidayah

“Alhamdulillah, dengan terbentuknya PAR NU Miftahul Hidayah berarti MWCNU Panji memiliki 14 PRNU dan 35 PAR NU dan berarti pula memperkuatkan barisan terdepan dalam rangka membentuk karakter kader NU yang bermartabat dan uswatun hasanah bagi umat Islam,” kata Wakil Ketua I MWCNU Panji dan Sekretaris Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Situbondo Heri Junaidi, S.Sos.

“PCNU Situbondo, MWCNU Panji beserta lembaga-lembaganya, serta PRNU Mimbaan akan men-support dan melakukan pendampingan kepada PAR NU Miftahul Hidayah dalam rangka penyusunan Program Kerja (Proker) PAR NU sebagai langkah strategis dalam perencanaan organisasi untuk meminimalisasi ketidakpastian. Dengan perencanaan yang baik, maka setiap anggota organisasi maupun pihak-pihak luar terkait mampu memahami apa yang harus dikerjakan, kapan waktu pengerjaannya, sumber daya apa yang diperlukan, dan apa yang menjadi target dari kegiatan tersebut,” imbuhnya. (hj)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA