Majalahaula.id – Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Sanga di Kelurahan Tetandara, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah contoh kuatnya kehidupan antar umat beragama di daerah itu.
Selama bertahun-tahun, hubungan antara Ponpes Wali Sanga dengan Misionaris Katolik terjalin dengan baik.
“Di Indonesia, pesantren ini yang punya kesempatan bekerja sama dengan misionaris Katolik selama bertahun-tahun, didoakan oleh orang-orang yang terberkati untuk kemajuan manusia,” kata Ketua Yayasan Wali Sanga Flores, Sitti Halimah, saat acara Ramadlan Berkah Bersama Insan Bank Indonesia (Rahbani) dan Buka Puasa di Pondok Pesantren Wali Sanga Ende, Minggu (24/3) sore.
Kegiatan ini juga diisi penyerahan bantuan sembako dari Bank Indonesia, edukasi tentang penggunaan produk dan jasa halal, dan buka puasa bersama, yang dihadiri Pimpinan Pondok Pesantren Wali Sanga Ende, Haji Abdul Gani, para guru dan serta santriwan dan santriwati.
Menurut Siti Halimah, pondok pesantren ini bekerja sama dengan misionaris Katolik dari Institut FIlsafat dan Teknologi Kreatif Katolik (IFTK)) Ledalero di Kabupaten Sikka yang berjawak 139 kilometer.
“Misionaris dan kami hidup bersama dan saling mendoakan,” ungkapnya.
Dia bercerita mengenai perjuangan para pimpinan lembaga pendidikan agama Islam dengan sistem asrama ini memenuhi kebutuhan mereka dengan bantuan para misionaris.
Pernah pada 2018, Bank Indonesia menyerahkan bantuan untuk ponpes. Setelah itu, operasional ponpes terpuruk karena tidak lagi bantuan dari pihak luar.
“Saya bermimpi dan kami berdoa agar satu saat Bank Indonesia datang kembali. Mungkin berkat doa dari kami semua,” katanya.
“Kami datang tidak hanya berbagi makanan dan minuman, tetapi yang paling utama adalah berbagi inspirasi yang akan terus diingat sepanjang masa sekaligus memotivasi teman-teman untuk semakin hari menjadi lebih baik,” ujar Kepala BI Perwakilan NTT Agus Sistyo Widjajati.
Agus mengapresiasi pimpinan pondok pesantren yang dalam pengembagan para santri, secara konsisten melibatkan sama saudara dari golongan agama lain.
Dorong ekonomi syariah
Sementara itu, saat menyampaikan sambutan, Agus menekankan pentingnya pengembangan ekonomi syariah karena menjadi alternatif yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk memperkuat sistem keuangan nasional.
Dengan mengembangkan ekonomi syariah, BI juga dapat memperluas akses keuangan bagi masyarakat, yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem keuangan konvensional.
“Dua kegiatan ini merupakan cara kami berbagai dan berkolaborasi dengan stakeholder di Nusa Tenggara Timur untuk memperkuat dan mengembangkan ekonomi berbasis syariah,” ujarnya.
Alasan Bank Indonesia fokus melakukan pengembangan ekonomi syariah, karena sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri keuangan syariah.
Terkait pengembangan ekonomi syariah tersebut, lanjutnya, Bank Indonesia bersama stakeholder telah menjalankan enam hal, beberapa di antaranya sedang berlangsung, yakni meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai prinsip-prinsip ekonomi syariah, mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah melalui regulasi yang mendukung dan insentif bagi industri keuangan syariah.
Selanjutnya, memperkuat infrastruktur keuangan syariah, termasuk pengembangan lembaga keuangan syariah dan sistem pembayaran syariah dan mengembangkan produk dan layanan keuangan syariah yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.