Search

Gelombang Pandemi Covid-19, Persaingan Ekonomi Semakit Menguat

AULA, Semarang – Penurunan penghasilan dan gelombang ekonomi semakin menguat di Era Pandemi Covid-19, yang kurang lebih sudah dua tahun melanda dunia. Tentunya ini membuat seluruh lini pengusaha mengupayakan inovasi mereka masing-masing. Bukan lagi mengandalkan ofline tetapi juga beralih ke dunia digital.

Meski laju pertumbuhan ekonomi melambat di era pandemi, namun manajemen Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Nusa Umat Sejahtera ( NUS) Semarang tetap optimis akan mampu meraih laba pada akhir tahun 2021 nanti.

Direktur Operasional (Dirops) NUS H Ahmad Kaffie mengatakan, badai Covid-19 yang melanda tanah air selama setahun lebih sangat mempengaruhi iklim usaha secara nasional. Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga terkena dampaknya.

Baca Juga:  Jika Produksi Kurang, Indonesia Impor Dua Juta Ton Beras dari Thailand

“Tak terkecuali para pelaku UMKM yang menjadi mitra lembaga keuangan syariah NU Sejahtera atau NUS yang menjadi kepanjangan tangan Lembaga Perekonomian PCNU Semarang dalam setahun terakhir juga terkena imbas negatif penyebaran virus ini,” kata Kaffie kepada NU Online Jateng di Semarang, Senin (26/7).

Disampaikan, akibat pandemi sebagian pelaku UMKM mitra NUS terganggu likwiditas keuangannya sehingga terkendala dalam menyelesaikan kewajibannya mengembalikan dana pembiayaan yang digunakan untuk mengembangkan usahanya.

“Sebagai mitra usaha, NUS memberikan kelonggaran dengan menjadwal ulang pengembalian pinjaman itu agar pelaku UMKM tetap dapat mempertahankan bahkan mengembangkan usahanya pada saat-saat yang sulit seperti sekarang ini,” ujarnya.

Ditambahkan, manajemen berharap agar masa-masa sulit seperti sekarang ini segera berlalu, sehingga dunia usaha dapat bergerak termasuk pelaku UMKM mitra NUS yang semuanya bergerak di berbagai bidang usaha dan jasa produktif.

Baca Juga:  Kembangkan Ekonomi Umat dengan Marbot Mart

“Selama setahun lalu, NUS dengan mengandalkan 97 kantor cabang yang tersebar di berbagai kota di empat wilayah provinsi, yakni Jateng, Jabar, Jatim dan Yogyakarta berhasil membukukan laba senilai Rp 9,5 miliar.

Dikatakan, laba sebesar itu lebih besar dari tahun sebelumnya, untuk tahun ini sebenarnya angka laba diproyeksikan juga akan naik sebagaimana tahun sebelumnya, namun karena kurun waktu semester pertama 2021 masih lesu, target itu akan ditinjau ulang.

“Kalau dalam semester II ini kondisi masih belum membaik kami akan bersikap realistis, namun kami bersama 800 karyawan NUS akan berupaya keras agar tetap bisa mendapatkan laba,” pungkasnya. Samsul Huda

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA