Majalahaula.id – Dalam Rangka memperingati Hari Santri Nasional dan Harlah MWC-NU RIMBO ILIR mengadakan TOUR RELIGI ke makam Masyayikh NU. Adapun Tour Religi ini telah menjadi Agenda Tahunan MWC-NU Rimbo Ilir yang merupakan salah satu MWC yang cukup aktif di Kabupaten Tebo Jambi.
Bapak Andi Setyohadi (Ketua, PAC ANSOR RIMBO ILIR) mengatakan Kegiatan rutinan MWCNU Rimbo Ilir ini dalam rangka memperingati Hari santri Nasional dan Harlah MWC NU Rimbo Ilir, Alhamdulilah kegiatan berjalan dengan lancar yang di mulai pukul 08.00 Wib sampai dengan 16.00 Wib. Jumlah jamaah yang mengikuti kegiatan ini sekitar 300 an jamaah dengan menggunakan tranportasi minibus, truck, mobil pick up dan sepeda motor dengan jumlah kendaraan kurang lebih 30 mobil dan 15 motor.(28/10/2023)
Adapun Makam-makam Masyayikh NU yang masuk dalam agenda ziarah terbagi atas 3 titik lokasi, Yaitu di kecamatan Rimbo Ilir, Rimbo Bujang dan Rimbo Ulu. Di kecamatan Rimbo ilir ada 3 Maqom yaitu makam Alm. bapak Sutrisno (ketua Tanfidiyah Ranting Sari Mulya), Makam Alm. Bapak Sugiman Ahmad (Penggurus MWC NU Rimbo Ilir) dan Alm. KH. Parno di desa Sumber Agung. Selanjutnya di kecamatan Rimbo Bujang 3 Maqom, Makam Kyai. Sholihin Jl. 14 desa Tegal Arum, makam KH. Burhan Jamil (Ponpes Romu) Desa Tirta Kencana, dan makam Kyai Sarpiyo Jalan Medang Desa Tirta Kencana. Sedangkan di kecamatan Rimbo Ulu 2 makam, makam Kyai. Usman di Ponpes Fathul Huda Desa Suka Damai dan Makam Kyai Yunus di Desa Suka Maju.
Agenda Rutinan MWCNU Rimbo Ilir ini turut serta pula Pengasuh Ponpes Syifaul Qulub Kyai. Amin Basyori, Kyai. Selamet Pengasuh Ponpes Insan cendikia, KH. Basri, S.Ag,M.Si Pengasuh Ponpes Raudhatul Asror, dan Kyai. Zainal Pengasuh Ponpes Roudlotuth Tholibin.
Bapak Sutardi, S.Pd ketua Panitia Hari Santri Nasional tingkat MWC dalam waktu yang sama mengatakan “Setidaknya terdapat beberapa tujuan yang dicanangkan oleh NU Rimbo Ilir melalui agenda ziarah ini. Pertama, Tabarruk atau mengalap barokah dari para Masyayikh NU atas izin Allah. Kedua, Ikroman dan Ta’dziman, yang mana merupakan bentuk memuliakan dan mengagungkan serta menghormati Para Masyayikh sebab sudah barang tentu tanpa Masyayikh sebagai Guru-guru kita, kita tidak akan seperti Saat ini. Dan yang ketiga, Pengabdian dengan mengabdi dan menapak tilas diharap kita mampu mengambil amalan-amalan yang dapat diterapkan dalam keseharian kita”.(28/10/2023)