Majalahaula.id – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengungkapkan, keberadaan teknologi yang terus berkembang memberikan manfaat sekaligus tantangan tersendiri termasuk bagi santri. Manfaatnya adalah kemudahan mengakses aneka kebutuhan. Misalnya, dahulu para santri di forum bahtsul masail harus membawa puluhan kitab. Namun sekarang cukup dengan membawa laptop (Maktabah Syamilah). Semua dokumen kitab bisa tersimpan di dalamnya. Ini semua merupakan bagian dari fenomena-fenomena teknologi.
“Karena tersedianya instrumen atau alat-alat yang semua orang bisa mencari dan mengakses segala informasi dengan cepat,” katanya saat menghadiri haul ke-32 KH Abdul Fattah dan para Masyaikh Pondok Pesantren Al Fattah digelar di halaman Pondok Pesantren Al Fattah Desa Siman, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Ahad (30/7/2023).
Situasi ini menurut Kiai Zulfa, satu sisi tentu akan memaksa seseorang meninggalkan budaya atau tradisi yang dahulu sudah berjalan. “Fenomena orang yang sudah mulai satu dari sekian juta meninggalkan tradisi klasik,” terang Kiai Zulfa.
“Kalau dulu orang berkhutbah atau ceramah harus membuka kitab terlebih dahulu, namun sekarang dengan adanya Intelegensi Artifisial. Kita bisa perintahkan untuk membuatkan materi tentang khutbah atau ceramah dengan segala tema dan bahasa,” ucapnya.
Kendati situasi semakin canggih, Kiai Zulfa menegaskan bahwa keberadaan pondok pesantren dan segala budaya yang dimiliki harus dipertahankan karena di pesantren inilah menyimpan ajaran dan tradisi yang tidak dimiliki oleh IA sekalipun. Seperti pola pengajaran di pesantren dan sanad keilmuan.
“Sehebat-hebatnya google dan intelegensi artifisial (IA) yang membedakan dengan kiai dan ulama adalah sanad. Para kiai dan ulama bisa membimbing dan mendidik kita, sedangkan google dan IA tidak bisa membimbing dan mendidik kita, karena dia hanya sebuah mesin dan tidak bersanad,” tegasnya.(Vin)