Search

Ketua Muslimat NU Krapyak Semarang Singgung Urgensi Ukhuwah dalam Santunan Yatim

Majalahaula.id, Semarang – Ketua Pimpinan Ranting Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Krapyak, Semarang Barat, Hj. Iswahani Heru mengingatkan pentingnya memperkuat ukhuwah islamiyah (persaudaraan antar sesama umat Islam), terlebih dalam gerakan sosial.

“Merawat dan memperkuat ukhuwah islamiah itu sangat penting agar umat Islam bahu membahu, saling bantu dan menguatkan, apalagi dalam memberikan perhatian kepada anak yatim-piatu,” ujarnya.

Ia mengatakan hal itu seusai kegiatan Santunan Anak Yatim 10 Muharram 1445 Hijriyah di Masjid Baitussalam, Krapyak, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Ahad (30/7/2023).

Oleh karena itu, kegiatan santunan dilaksanakan secara bergoyong royong antara Muslimat NU, Aisyiah Muhammadiyah, jamaah Pengajian Ibu-ibu Kelurahan Krapyak (PIKK) Mar’atus Shalihah Krapyak.

“Kami berharap kegiatan ini meningkatkan iman dan taqwa dengan segala cara untuk mendekatkan diri dan meraih ridla Allah SWT serta memupuk ukhuwah islamiyah, utamanya dalam kepedulian terhadap anak yatim,” paparnya.

Baca Juga:  Kompak, Muslimat dan Fatayat NU di Riau Bagikan Takjil

Selain itu, lanjutnya, juga untuk menumbuhkan kesadaran diri agar rela membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT dengan cara menyantuni anak yatim, “Umat Islam tidak perlu takut menjadi fakir atau miskin karena memberi sedekah.

“Kita mulai dari yang terkecil, dengan mengajak masyarakat untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Iswahani juga mengingatkan wanita muslim agar meneladani istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah yang menjadi pendukung dakwah rasulullah.

Jamaah pengajian juga berfungai untuk sharing atau bertukar pengalaman bahwa perempuan selalu pendukung kesuksesan suami. Kendati demikian, melalui aktif berorganisasi, juga meningkatkan peran dan kontribusi perempuan dalam kegiatan sosial, keagamaan dan kemasyarakatan.

Baca Juga:  NU Kudus Siapkan Pesantren untuk Isolasi Mandiri

“Peran perempuan di masyarakat itu banyak, disamping sebagai istri dan ibu yang mendidik anak-anak di dalam keluarga,” urainya.

“Ketika bapak-bapak merasa kesulitan, kegundahan, keterpurukan, maka istrilah yang membantunya, menenangkannya, dan menyemangatinya,” imbuhnya.

Terkait persoalan politik saat ini, ia meminta umat Islam untuk bersikap tenang, tidak perlu saling mencemooh seperti peristiwa Pilgub DKI yang lalu. Umat Islam harus mengayomi sebagaimana hijrahnya Nabi Muhammad SAW yang tidak berlaku semena-mena setelah hijrah ke Yatsrib (Madinah) dan kembali ke Makkah.

“Hijrah sebagai tanda kebangkitan umat Islam yang selalu bertahan dalam siksaan menjaga iman dan taqwa. Nabi Muhammad tetap berlaku bijaksana kepada semua orang,” ucapnya.

Baca Juga:  PWNU Jatim-Cheng Hoo Sepakat Kerjasama Berbagai Sektor

“Khoirunnas ‘anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi sesama manusia,” sambungnya.

Iswahani yang saat ini terdaftar sebagai nakal calon legislatif (Bacaleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk daerah pemilihan (Dapil) VI yang meliputi Semarang Barat dan Semarang Selatan ini menegaskan menjadi manusia bermanfaat itu lebih penting, sedangkan terjun di dunia politik adalah buah kepercayaan masyarakat.

“Tahun ini menjadi tonggak saya pribadi terjun ke politik. Politik memilihku, bukan saya yang pilih politik. Sebagian besar pengurus Muslimat NU Kota Semarang telah dawuh bahwa saya harus maju caleg agar bisa mawadahi aspirasi masyarakat Semarang Barat dan Selatan. Dukungan dari berbagai komunitas juga mengalir sendiri,” tandasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA