AULA – Haul Emas KH Abdul Wahab Chasbullah yang ke-50 yang digelar pada Selasa, 22 Juni 2021 juga dihadiri Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Dalam sambutannya, Kiai Marzuki mengenang sosok Kiai Wahab yang penuh inspirasi, bertalenta, sosok pemimpin yang tegas dan cerdas. Beliau adalah sosok nasional yang patut dijadikan teladan bagi santri, kader NU, pengurus NU serta seluruh rakyat Indonesia.
“Tidak diragukan lagi jelas banget Mbah Wahab itu cinta Islam, bela Islam, menjaga Islam, memperjuangkan Islam, tapi ternyata yang mungkin perlu dikuatkan para hadirin sekalian adalah di kokohkan. Mbah Wahab itu cinta tanah airnya luar biasa. Bagi Mbah Wahab kalau cinta rasul itu menyempurnakan iman maka cinta tanah air itu bagian dari iman hubbul waton minal iman, lafadz itu kalaupun redaksinya dari Mbah Hasyim tapi yang mempopulerkan Mbah Wahab lewat lagu subbhanul waton hubbul waton minal iman,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam ceritanya, Kiai Marzuki menyampaikan Mbah Wahab mati matian membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mbah Wabah tidak ingin Indonesia dijadikan sebagai negara radikal, sekuler, maupun liberal. Beliau masuk di Majelis Permusyawaratan Rakyat Gotong Royong (MPR GR), di Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom) dengan penuh resiko. Dari di bully hingga di kafirkan Kiai Wahab tidak peduli, beliau bahkan mempersilahkan musuhnya mengolok-olok memotong lehernya tetapi jangan sekalipun memotong NKRI itulah yang dikatakan Mbah Wahab.
“Pembelaan beliau kepada NKRI begitu gigih mantep. Setahu saya bernegara berbangsa di lingkungan yang hitrogen majemuk seperti Indonesia ini dibuat sistem bernegara kaya NKRI. Ini sudah full sunnah rasul kalau pun NKRI menaungi mengayomi semua suku, nabi mendirikan Negara Madinah juga dengan konsep menaungi mengayomi semua suku. Kalau disini non muslim dilindungi, di Madinah dulu Yahudi pun juga di lindungi, Kristen juga dilindungi, sobiin juga dilindungi. Maka hukumnya haram menyakiti non muslim apalagi sesama umat muslim.
“NKRI dengan konsep menaungi semua pemeluk agama seratus persen sunnah rasul. Kanjeng nabi ikut ketika memimpin Madinah juga dengan konsep komitmen mengayomi semua pemeluk agama,“ ujarnya.
“Mbah Wahab luar biasa termasuk peletak dasar kuatnya pilar NKRI. Andai Mbah Wahab nggak ngotot masuk dalam Nasakom demi menjadi menjaga keutuhan Negara, kita tidak tahu waktu itu Islam sangat keras perang dengan sekuler,” tuturnya Pengasuh Pesantren Sabilur Rosyad Gasek Malang, Jawa Timur itu.