Search

Tukang Becak Naik Haji Berkat Istri Rajin Menabung

Majalahaula.id – Kisah sangat langka dialami Muhammad Mujib asal Pagesangan, Kota Surabaya. Pria berprofesi tukang becak itu ditakdirkan naik haji berkat ketekunan mendiang istri dalam menabung secara diam-diam.

Muhammad Mujib menjelaskan bahwa dirinya sudah bermimpi bisa naik haji saat usianya 12 tahun. Semasa remaja, ia tinggal dengan pamannya di Blitar. Pamannya tersebut sering naik haji.

“Paklek (paman) senang naik haji, katanya biar bisa jalan sendiri. Usia 12 tahun sudah pingin. Ikut paklek disuruh ngarit, kasih makan kambing sama kuda,” kata Mujib.

Berikutnya, Mujib menikah dengan Siti pada 1980-an. Mujib lupa kapan persisnya dia menikah. Sejak menikah, ternyata diam-diam istrinya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk naik haji.

Baca Juga:  Budi Karya Sumadi Ucapkan Terima Kasih ke KPK

“Ibuke sing nabung (istri yang menabung). Pas menikah, ngga tahu kalau ibu nabung untuk itu. Tiba-tiba ngasih tahu sudah menabung untuk haji berdua dan 2011 daftar,” ceritanya.

Impian untuk bisa melaksanakan ibadah haji berdua ada di depan mata. Dapat dibayangkan, selama di Tanah Suci dapat beribadah dan menyempurnakan rukun Islam berdua. Akan tepai, takdir berkata lain. Ternyata Siti lebih dulu dipanggil menghadap Allah SWT, innalillahi wainna ilaihi rajiun.

Mujib menjadi tukang becak sejak 1987. Pekerjaan itu sebenarnya hanya sambilan. Mata pencaharian utama Mujib sebagai pekerja di pabrik pacul dan sekop, Waru, Sidoarjo,

Sedangkan istrinya membuka warung dan menjual sayuran. Dari upah bekerja di pabrik, menarik becak, dan berjualan sayur, istrinya menabung untuk pergi haji bersama.

Baca Juga:  Margareth Aliyatul Maimunah Menyiapkan Pelantikan dan Renstra

“Sampai sekarang masih mbecak kalau ada yang minta diantar, tapi kalah sama ojek online. Untungnya uang haji sudah aman (lunas),” ungkapnya.(Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA