Majalahaula.id – Ribuan umat muslim di Desa Sidekarya, Denpasar Selatan (Densel), Bali melaksanakan shalat hari raya Idul Adha 1444 Hijriyah atau Kamis (29/06/2023). Kegiatan dipusatkan di Lapangan Karya Manunggal, Sidekarya.
Menariknya acara peringatan hari besar Islam (PHBI) yang dimotori Nahdatul Ulama Densel ini turut melibatkan petugas keamanan desa adat atau pecalang. Mereka berjumlah puluhan personil sebagai wujud toleransi umat beragama di Bali.
Dengan berpakaian adat Bali, para pecalang berbaur bersama Barisan Ansor Serbaguna atau Banser NU, polisi dan TNI setempat.
Dengan sigap mereka mengatur arus lalu lintas, menata parkir kendaraan jamaah hingga acara yang dimulai sekitar pukul 06.00 sampai 08.00 WITA berjalan tertib dan lancar. “Shalat Idul Adha ini, ada sakralnya dan ada budayanya. Sakralnya kita laksanakan shalat dua rakaat sedang budayanya adanya keterlibatan desa adat dengan adanya kerja sama. Kami mengucapkan terima kasih pada bapak-bapak pecalang,”kata KH Saifudin Zaini saat memberikan materi khutbah Idul Adha.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa Idul Adha atau idul kurban adalah meneladani kisah Nabi Ibrahim yang diperintah Allah mengorbankan anak semata wayangnya Ismail. Perintah tersebut dilaksanakan penuh kepasrahan dan kesabaran. “Bayangkan saat itu Ibrahim sudah tua, baru diberi anak, saat sedang lucu lucunya diperintah Allah untuk menyembelihnya,” ungkap dia .
Dalam uraian berikutnya dirinya menyatakan bahwa seberat apapun yang diwajibkan kepada keluarga shalih ini, maka hal tersebut tetap dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. “Dan Ismail pun menerima dengan ikhlas bahkan meminta ayahnya melaksanakannya,” jelas dia.
Di ujung khutbah, KH Saifudin Zaini berharap sekaligus mendoakan jamaah agar teladan yang telah ditunjukkan Nabi Ibrahim, Siti Sarah dan Ismail dapat dilaksanakan dalam kehidupan nyata. “Semoga kita bisa meneladani kisah Ibrahim dan Ismail ini,” harap dia. (Ful)