Majalahaula.id – Hiburan malam berkedok café, di dalamnya menampilkan performa DJ, seperti layaknya diskotik ditanggapi serius oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo, Jawa Timur, Rizza Ali Faizin. “Di bumi para wali yakni di Kabupaten Sidoarjo jangan sampai ada maksiat lagi, apalagi saya dengar ada diskotik baru buka di kawasan Krian, Sidoarjo barat. Jelas-jelas kita menolak,” katanya, Rabu (31/05/2023).
Anggota DPRD Sidoarjo ini sangat menyayangkan aparat samping dalam hal ini SatPol PP dan polisi tidak ada gerakan melakukan penertiban. “Info yang kita dapat tempat diskotik itu sudah buka sebelum bulan puasa atau sekitar bulan Maret. Serta menjual minuman keras bebagai tipe golongan,” ungkapnya.
Masih kata Rizza, bahwa prostitusi Krengseng di Krian pernah ditutup langsung oleh Ansor dan Banser. Apalagi diskotik ini diduga tidak memiliki izin dan meresahkan masyarakat. “Jadi intinya jangan ditambah lagi tempat maksiat di kota santri ini. Yang kita takutkan nanti adanya peredaran narkoba yang selalu identik dengan diskotik. Kalo aparat tidak segera bergerak, Banser akan bertindak karena sudah banyak meresahkan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Disporapar, Djoko Supriyadi mengaku dulu pernah memanggil camat,dan kapolsek. Tujuannya melakukan pembinaan terkait keberadaan tempat hiburan malam di wilayah Sidoarjo. “Yang jelas begini biasanya perijinannya rumah makan atau cafe. Ketika ada yang begitu-begitu (dibaca: diskotik) dipastikan tidak ada izinya,” Ujarnya.
Ditambahkan Djoko Supriyadi, di dekat Hotel Aston dulu juga ada diskotik, tepatnya di Handayani izinya resto. Ternyata di lantai dua dibuat hiburan seperti diskotik yang harusnya tidak diperkenankan. “Jelas tidak bisa, izinya resto jelas tidak bisa dibuat diskotik. Kalo hiburan beda lagi. Saya baru dengar ada tempat hiburan namanya Black Hall. Mungkin izinya online saya tidak bisa mendeteksi,” katanya. (Ful)