Majalahaula.id – Jutaan orang Turki akan mengikuti pemilihan umum 14 Mei mendatang. Mereka menjadi penentu di pemungutan suara untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden dan parlemen Turki, yang menurut para pengamat akan memberikan ujian terberat dari periode 20 tahun Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai pemimpin negara. Perekonomian Turki menjadi pukulan telak bagi Erdogan, sementara pesaingnya yang kini memanfaatkan kepanikan, telah berjanji untuk memperbaiki kondisi.
Melansir laporan The Guardian, data jajak pendapat telah menempatkan keduanya saling berhadapan dan hanya beda tipis, menimbulkan pertanyaan apakah pemerintahan Erdogan selama 20 tahun akan berakhir. Namun, siapa sebenarnya sosok sang pesaing?
Kandidat presiden oposisi bernama Kemal Kilicdaroglu telah mencalonkan diri melawan Erdogan. Ia adalah seorang ekonom Turki, pensiunan pegawai negeri dan politikus sosial demokrat. Dia adalah pemimpin Partai Rakyat Republik dan telah menjadi Pemimpin Partai Oposisi Utama di Turki sejak 2010.
Pada tahun 1990-an, dia pernah bekerja di kementerian keuangan dan kemudian memimpin badan penyelenggara jaminan sosial sebelum menjadi anggota parlemen pada tahun 2002.
Biografinya mencatat bahwa, setelah bertugas di kementerian keuangan dan badan jaminan sosial Turki, Kilicdaroglu dipilih oleh sebuah majalah sebagai “Birokrat Tahun Ini” tahun 1994. Mantan akuntan berusia 74 tahun itu juga disebut-sebut merupakan masa depan demokrasi negara Turki. Sebagai pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP, partai tengah yang dimulai oleh Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki modern), Kilicdaroglu terkenal karena kalah dalam banyak pemilihan dari Erdogan.
Kilicdaroglu tidak hanya mewakili CHP, melainkan juga lima partai lainnya. Koalisi yang dikenal sebagai Aliansi Bangsa atau Table of Six ini mencakup partai-partai dari sayap kiri, tengah, dan kanan. Keenam partai diisukan sebenarnya tak memiliki ketidaksamaan pandangan atau tujuan. Namun, satu kesamaan: yaitu keinginan untuk menyingkirkan Erdogan.
Jika ia menjadi presiden, dalam pidato kampanyenya, Kilicdaroglu berjanji untuk kembali membuat kebijakan ekonomi ortodoks, dan memelopori kembali ke demokrasi parlementer. Dia juga telah berjanji untuk memulihkan independensi peradilan, jauh dari menggunakan peradilan untuk menindak perbedaan pendapat. Juga kebijakan yang paling vokal, termasuk berjanji mendeportasi jutaan pengungsi Suriah dan Afghanistan yang tinggal di Turki. (Ful)