Search

Esensi dari Hari Raya Idul Fitri

Majalahaula.id – Setelah sebulan penuh kita umat Islam menunaikan ibadah Puasa Ramadan dan menunaikan zakat Fitrah, nah kita semua bersuka cita menyambut mentari Hari Raya. Terlepas perbedaan hari raya antara muhammadiyah atau ormas yang lainnya itu tidak usah menjadi perdebatan diantara kita. Ada suatu hal yang lebih urgen daripada hanya meributkan perbedaan tanggal dan penentuannya. Suatu yang menjadi tolak ukur ibadah kita selama sebulan sebelumnya.

Puasa yang kita lakukan yang kita harus menahan lapar dan dahaga selama 12 jam lamanya, telah mengajarkan kita betapa perihnya derita para saudara kita yang tidak punya. Di samping puasa menjadi cara jitu kita untuk melumpuhkan serta menjinakkan Nafsu ambisi dalam diri kita, ambisi akan menikmati dan memiliki dunia dan seisinya. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Entah itu menipu orang lain sampai merampok uang negara dengan Triliunan Rupiah di Rekeningnya, sampai tidak habis pikir emang mau dibawa kemana harta di dunia ini.

Oleh karenanya puasa diperintahkan kepada kita umat Islam supaya tidak terlalu rakus akan dunia dan ajakan untuk peduli sesama. Maka di bulan ramadan kemarin kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan, baik itu amal kita kepada Sang Pencipta ataupun kepada sesama manusianya. Ramadan ini telah banyak mengajari kita arti penting hidup sosial dan pentingnya agama. Sebelum ramadan kita abai mungkin jarang membuka Al Qur’an dan jarang untuk memperhatikan musholla sekitar, di momen ramadanlah semuanya diperhatikan. Para pemuda rajin ke musholla meski Cuma taraweh saja namun itu sudah positif.

Baca Juga:  Airlangga Hartarto Bansos Kenaikan BBM Bersubsidi

Semua ingin berbagi, berbagi takjil atau makanan sahur. Yang kaya mulai membuka dompet mereka untuk para fakir dengan acara buka bersama, para politisi juga semakin aktif untuk berbaur dengan sesama dengan bingkai buka bersama. Semua itu sangatlah baik, terlepas dari niatan masing namun poinnya saudara kita banyak terbantu dengan adanya momen ramadan.

Nah, di hari yang dinanti-nanti yakni hari raya. Disamping kita telah membayar zakat fitrah masing-masing. Kita di hari fitri saling bertegur sapa saling memaafkan merajut kembali tali persaudaraan yang memudar kembali kuat. Berjabat tangan sebagai tanda kasih sayang saling kunjung sanak famili dan tetangga ini menjadi moment yang sangat bahagia.

Baca Juga:  Sri Mulyani Indrawati Jelaskan Tarik Utang Baru

Maka dari itu perlu kita telaah dan gali kembali apa esensi dari hari raya itu sendiri, apakah hanya sekedar maaf-maafan atau hanya seremoni acara halal-bihalal. Makna yang lebih dalam dan luas, tidak sekedar itu saja. Memaknai serta mengisi hari raya dengan berbagai hal positif tidak hanya berbaju baru saja. Namun, hati kita mari perbarui juga. Perbarui untuk tetap semangat berbuat baik kepada sesama, kualitas ibadahnya juga ditingkatkan. Bukan kendor setelah hari raya. Bukan memaknai hari raya dengan pesta pora, namun dengan saling memperhatikan kepada sesama.

Tatap hari esok dengan gemerlap cahaya ramadan yang masih berbekas di wajah kita disertai menjadi pribadi yang luwes dan toleransi kepada sesama. Sebelum hari raya kita ribut akan perbedaan suatu ormas dengan yang lainnya yang sangat dikhawatirkan nantinya melupakan esensi dari hari raya itu sendiri. Menyikapi perbedaan yang terjadi haruslah dengan hati yang bersih jangan hanya ngotot pada pendapat pribadi.

Baca Juga:  KH Miftah Maulana Habiburrahman Rintis Usaha Parfum Santri

Mari sambut hari esok dengan spirit Ramadan, bagi yang sudah berada di kampung halaman ataupun yang masih berjuang di tanah rantau. Semuanya isi hari raya dengan suka cita. Apa yang selama kita istiqomahkan di bulan ramadan harus juga dilanjutkan di bulan Syawal. Pererat hubungan dengan sesama meskipun berbeda hari raya, yang patut kita ingat bahwa kita bersyukur dapat merayakan hari raya di tanah air dengan damai sentosa.

Kesimpulannya kita sesama muslim di momen hari raya ini mari apa yang sudah kita tanam di bulan puasa jangan dirusak setelah hari raya, isi hari raya dengan kualitas diri yang lebih baik dari sebelumnya. Telaah makna hari raya in dengan sebaik-baiknya. Spirit untuk berbuat kebaikan harus terus dijaga sama seperti kita beramal di bulan ramadan. Bawa pesan hari raya ini kesemua orang tidak hanya umat islam saja tapi semuanya, tampilkan nilai universal Islam melalui momen hari raya ini dengan saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Mungkin inilah sekedar basa basi ringan dari penulis.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA