Search

Semangat Jadi Politikus tapi Minim Jadi Pengusaha

Majalahaula.id – Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan semangat umat Islam untuk menjadi pengusaha atau enterpreneur masih minim. Padahal, berwirausaha atau enterpreneurship ini menjadi satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan akan kondisi perekonomian Umat Islam di Indonesia.

JK pun membandingkan dengan semangat umat Islam yang ingin menjadi politisi, anggota DPR hingga kepala daerah. “Saya yakin, kita tidak kekurangan akan itu. Tapi itu saja, kita kekurangan pedagang dan itu yang harus diisi,” ujar JK dikutip dari siaran persnya, Ahad (16/4/2023).

JK menyampaikan, faktanya dari 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu beragama Islam, begitu juga dari 100 orang terkaya hanya hitungan jari yang merupakan umat Islam. “Ini fakta saat ini. 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu Islam. Dia itu pak Chaerul Tanjung. 100 orang terkaya di Indonesia, hanya 5 orang Islam. Selebihnya adalah saudara kita dari etnis China,” ujar pria yang juga menjabat Ketua Umum PMI tersebut.

Baca Juga:  Santri Harus Kuasai Teknologi Digital

Namun, kata JK, bukan salah etnis China yang akhirnya menguasai perekonomian di Indonesia. Sebaliknya, JK menyalahkan semangat ummat Islam Indonesia yang tidak terlalu tertarik menjadi pengusaha

Selain itu, Umat Islam cenderung kurang kreatif dan kurang bekerja keras seperti orang China dalam mengejar sesuatu. Padahal kata Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 itu, berwirausaha sesuai dengan sunnah Rasulullah yang telah lebih lama menjadi pedagang.

Selain mengikuti sunnah Rasul, menjadi pedagang dinilai JK sebagai peluang Ummat Islam untuk hidup menjadi lebih makmur dan lebih baik. Dengan kemakmuran, maka umat Islam lebih berpeluang untuk melaksanakan lima rukun Islam secara sempurna. Pasalnya, JK melihat, Ummat Islam yang mayoritas di Indonesia, lebih banyak hanya bisa melaksanakan tiga rukun Islam.

Baca Juga:  Indonesia, Negara Muslim Demokratis tanpa Kudeta

“Masih sebatas syahadat, shalat dan puasa. Tapi yang membayar zakat dan berhaji itu masih terbatas,” ujarnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA