Majalahaula.id – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Sidoarjo ke-164 dengan gebyar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, 31 Januari 2023. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, mengingatkan pendidikan toleransi jangan hanya diteorikan tetapi harus diimplementasikan dan dipraktikkan.
Menurut Tirto, keinginan menjadi Negara Agama sudah ketinggalan zaman. Founding Fathers Republik Indonesia sudah berdialog keras dengan tokoh lintas agama, dan berbagai golongan untuk membentu NKRI.
“Berbeda itu bukan sesuatu yang membuat pecah belah tapi untuk membangun keharmonisan sebagai sesama bangsa dan se-tanah air. Selain Ukhuwah Islamiyah, ada Ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Kita harus mengawal agar NKRI tetap kokoh dan tegak karena Indonesia sudah diprediksi menjadi negara besar setara dengan RRC, AS, Jepang dan lain-lain. Insya Allah bisa tercapai saat HUT Indonesia Emas tahun 2045,” katanya pada acara Deklarasi Sekolah Toleransi SMPN 1 Gedangan.
Tirto mengatakan, ada enam dimensi dalam P-5, yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong-royong, Berkebinekaan global, Bernalar kritis dan Kreatif
“Sebagaimana pendidikan, P5 tidak untuk diteorikan tapi diimplementasikan. Mengutip apa yang pernah disampaikan oleh KH Maimoen, kita harus tegak lurus dengan PBNU, yaitu Pencasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Gedangan, Ari Setiawan, MPd, menyebutkan bahwa deklarasi Sekolah Toleransi ini merupakan titik awal untuk mengimbaskan dan sosialisasi toleransi setelah tiga tahun berjalan.
“Bahwa Sekolah Toleransi sudah seiring sejalan dengan P5 karena ada prinsip kebhinekaan bahkan saling menguatkan,” katanya
Dalam acara ini juga digelar pameran dan bazaar yang juga berbasis P5, antara lain bernalar kritis, karakter kreativitas, kerjasama dan gotong royong. “Saya juga sepakat bahwa perlu dikembangkan di kebhinekaan global. Bahwa bersama itu tidak harus sama, tetapi saling menghargai dan menghormati,” sambungnya.
Sementara itu Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan, Henri Nurcahyo menegaskan acara ini merupakan puncak program Cinta Budaya Cinta Tanah Air yang diselenggarakan oleh Komunitas BrangWetan bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kabupaten Sidoarjo sejak tahun 2020. Selain SMPN 1 Gedangan, sekolah lain yang sudah melaksanakan Deklarasi adalah SMPN 1 Waru, SMPN 1 Taman, Madrasah Aliyah Nurul Huda Sedati, dan segera menyusul SMAN 1 Gedangan tanggal 3 Februari nanti,” jelasnya.
Acara deklarasi ini ditandai dengan penyerahan SK Toleransi dari Komunitas Seni Budaya BrangWetan kepada Kepala SMPN 1 Gedangan, pemancangan papan nama Sekolah Toleransi, penandatanganan Piagam Sekolah Toleransi oleh Kepala Sekolah, Kadikbud Sidoarjo, dan Ketua BrangWetan. Sedangkan Kepala Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo, Dr. Musta’in Balasan MPd juga menyerahkan Piagam Penghargaan Sekolah Pengembang Toleransi kepada SMPN 1 Gedangan.
“Negara-negara di Timteng selalu bertengkar karena tidak ada ukhuwah basyariyah dan Islamiyyah. Karena itu, saya mencontohkan bahwa toleransi bisa diukur dengan perbuatan kecil, yaitu bahwa untuk menolong orang lain tidak akan tanya agama dan asalnya,” tegas Musta’in.