Search

Muktamar Internasional Fikih Perdana Akan Dihelat di Surabaya

Majalahaula.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Muktamar Internasional Fikih peradaban pertama di Surabaya, pada 6 Februari 2023, mendatang. Dipilihnya tanggal 6 Februari karena bertepatan dengan 15 Rajab 1944 atau selisih satu hari dengan tanggal berdirinya Nahdlatul Ulama, 16 Rajab 1344 H.

“Muktamar Fikih Peradaban adalah muktamar fikih pertama akan diselenggarakan tepat sehari sebelum usia 100 tahun atau 1 abad NU,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam sambutannya di acara gala dinner pengantar muktamar internasional Fikih Hadharah, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (15/12/2022) malam.

Gus Yahya menambahkan, tepat 16 Rajab yang jatuh pada 7 Februari, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan hajatan akbar satu Abad NU di Sidoarjo, Jawa Timur. Tentunya acara tersebut akan mengundang dan melibatkan Nahdliyin se-Indonesia. “Pada tanggal 16 Rajab 1444 kami akan menggelar hajatan besar yang akan dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1 juta orang dari warga NU di Sidoarjo, Jawa Timur,” ungkap Gus Yahya.

Baca Juga:  Pemkab Muara Enim Dukung Rencana NU Gelar Harlah

Ia juga menyampaikan muktamar yang mengangkat topik Penilaian Fikih atas Legitimasi Piagam Perseriatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Landasan Utama: Membangun Landasan Fikih untuk Perdamaian dan Harmoni Global ini rencananya akan mengundang beberapa tokoh agama dan para ulama di Nusantara bahkan dunia.

Hingga saat ini, tokoh agama dan ulama yang terkonfirmasi akan hadir dalam kegiatan yang merupakan puncak perhelatan 100 tahun NU ini antara lain, Grand Syeikh Al Azhar Ahmad Ath-Thayyeb, Grand Mufti Mesir Syauqi Ibrahim Allam, dan Tokoh Akademi Fikih Internasional Koutoub Moustapha Sano

“Jadi, pada 6 Februari 2023 itu kami akan mengundang pembicara-pembicara, peserta-peserta , dan para ulama di seluruh dunia, uga para pengamat di belahan dunia lainnya. Kami telah mendapatkan konfirmasi kesediaan hadir dari Grand Syeikh Al Azhar, Mufti Mesir, dan Tokoh Akademi Internasional Fikih,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien, Rembang itu.

Baca Juga:  Jateng-Australia Perkuat Kerjasama Pendidikan, Ekonomi Hingga Bantuan Sarana Medis untuk Karimunjawa

Adapun ulama Indonesia yang menjadi pembicara kunci dalam muktamar internasional itu adalah Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Profesor HM Quraish Shihab, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, dan Wakil Rais ‘Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir.

“Tokoh lain, seperti Sekjen Liga Muslim Dunia, Habib Ali Zainal Al Jufri, dan beberapa tokoh lain sedang kami komunikasikan lebih lanjut, untuk nantinya dapat menyampaikan pidato-pidato yang kita catat sebagai pemikiran-pemikiran para ulama tersebut mengenai masalah-masalah yang sedang kita hadapi saat ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa muktamar internasional ini akan dijadikan sebagai agenda tahunan PBNU, dalam merespons seputar permasalahan yang terjadi, juga sebagai wadah mencari solusi bagi masalah-masalah keagamaan yang terjadi di muka bumi.

Baca Juga:  Belajar dari Pemenang PWNU Jatim Award 2017

“Tahun 1444 ini akan menjadi permulaan diselenggarakannya muktamar tentang Fikih peradaban ini. Dan insyaallah tahun depan akan digelar hingga seterusnya. Karena berbagai masalah seputar peradaban ini yang seharusnya menjadi fokus pemikiran bagi para ulama kita,” imbuh Gus Yahya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA