Majalahaula.id – Kata ‘santri’ terdapat lima huruf, yaitu sin, nun, ta, ra, ya. Setiap huruf mempunyai makna yang selaras dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Demikian keterangan yang ditinjau dari disiplin ilmu ‘taktik’ alias ilmu otak-atik Kiai Anwar Zahid. Hal itu seperti disampaikan saat mengisi tausiah pada malam puncak peringatan Hari Santri 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, Sabtu (22/10/2022) malam.
Kiai dari Bojonegoro ini menjelaskan, pertama huruf sin, artinya salikun ilallah. Santri adalah orang yang menempuh jalan kehidupan menuju ridha Allah serta fokus pada nilai-nilai spiritual. “Ini selaras dengan sila pertama Pancasila Ketuhanan yang Maha Esa. Apabila dihubungan ke ayat Al-Qur’an merujuk pada ayat Qulhu wallahu ahad,” jelasnya.
Ia melanjutkan, huruf kedua yaitu nun yang berarti naibun ‘anil ‘ulama. Santri harus sanggup menjadi pengganti dan penerus perjuangan para ulama, sekaligus menjadi manusia yang ilmunya tinggi, imannya kuat, dan akhlaknya mulia. “Ini selaras dengan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab dan selaras dengan ayat Al-Qur’an: Innallaha ya’muru bil ‘adli wal ihsan,” katanya.
Ketiga, yaitu huruf ta yang bermakna thariqul ‘adawah wal iftiraq yakni santri meninggalkan permusuhan dan perpecahan, berarti menjunjung tinggi ukhuwah wat tihadul ummah, yaitu persaudaraan dan persatuan umat. “Ini senada dengan sila ketiga Persatuan Indonesia. Ayat Al-Qur’an berbunyi, wa’tashimu bihablillahi jami’an wa laa tafarraqu,” terangnya.
Keempat, huruf ra yakni raghibun fil khairat wal hikam. Santri cinta berbagai macam kebaikan dan kebijaksanaan yang bisa didapat melalui musyawarah. “Ini cocok dengan sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Ayat Al-Qur’an menyebutkan, wa syawirhum fil amri, dan wa amruhum syura bainahum,” paparnya.
Kelima, huruf ya yang berarti yaqin birahmatillah wa syafa’ati rasulih. Santri yakin mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah dan yakin mendapat syafaat Rasulullah.
“Dengan keyakinan itu pasti akan terwujud sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan sesuai ayat Al-Qur’an disebutkan wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin,” tuturnya. (Ful)