Majalahaula.id – Semarak Hari Lahir (Harlah) yang ke-100 Nahdlatul Ulama (NU) juga dirasakan di
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur. Untuk menyongsong harlah 1 abad NU, Pengurus Cabang NU (PCNU) PPU mendatangi Gereja Katolik Santa Maria dari Fatimah di Kelurahan Gunung Seteleng, PPU Kaltim. Selain untuk mempererat rasa persaudaraan, silaturrahmi dengan Pengurus Gereja St Maria ini juga dimaksudkan untuk menjelaskan program PCNU PPU dalam menyambut 1 Abad NU.
Kedatangan PCNU PPU yang dipimpin Katib Suriah Rofiqul Ikhwan bersama pengurus Ansor Banser PPU di Gereja St Maria dari Fatimah disambut hangat oleh Pastor Agustinus Adeodatus Wiyono, OMI dan pengurus gereja lainnya. Pertemuan ini membahas beberapa agenda yang akan dilaksanakan bersama sekaligus untuk mempererat tali persaudaraan. “Pertemuan ini merupakan ajang silahturahmi guna mempererat tali persaudaraan sesama umat manusia dan warga negara Indonesia,” ujar Rofiqul.
Momentum ini juga dipergunakan untuk menyampaikan persiapan peringatan besar NU. Salah satunya gelaran acara dalam menyambut satu Abad NU dalam tema: Merawat Jagat Membangun Peradaban. “Serta adanya beberapa agenda kegiatan yang akan dilaksanakan bersama dalam rangka menyambut satu abad keberadaan Nahdlatul Ulama,” ujarnya.
Seperti diketahui, tahun depan NU akan menapaki usia yang ke-100 tahun berdasarkan perhitungan kalender Hijriah. NU didirikan pada 16 Rajab 1344 Hijriah, itu berarti NU akan mencapai usia satu abad pada 16 Rajab 1444 Hijriah atau bertepatan dengan 7 Februari 2023 mendatang.
Selain itu, dalam pertemuan ini juga dibahas tentang beberapa langkah ke depan dalam upaya memberikan ruang edukasi bagi pemuda. Pastor Agustinus Adeodatus Wiyono menyatakan, ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan bersama dengan PCNU PPU terkait prinsip-prinsip kebhinekaan dalam lingkup bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu, juga dibahas upaya memperkuat hubungan persaudaraan antar-umat beragama. “Sangat penting hari ini kita juga harus peduli dan mulai melakukan upaya-upaya. Dalam hal memberikan pemahaman untuk generasi muda terkait kebhinekaan dan membuka ruang edukasi seluas-luasnya tanpa adanya sekat di antara kita,” pungkas Agustinus. (Vin)