Majalahaula.id – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengikuti memimpin tahlil hari ketujuh dan doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan pada Jumat kemarin. Disiarkan melalui YouTube, Kiai Marzuki berpesan kepada Nahdliyin dan masyarakat agar tidak menambah keruh situasi dengan menyebarkan informasi dan ujaran yang justru membuat situasi panas.
“Saya mengimbau warga NU khususnya, kaum muslimin pada umumnya monggo tetap prihatin, berbelasungkawa, berduka dan rasa belasungkawa itu kita wujudkan dalam bentuk kirim doa untuk para korban, juga mendoakan bagi yang sakit semoga lekas sembuh,” kata Kiai Marzuki dikutip dari pengajian yang disiarkan melalui YouTube.
Dia meminta Nahdliyin dan masyarakat umum agar tidak mudah terprovokasi dengan framing yang malah memperkeruh situasi. “Jangan ada yang memperkeruh keadaan, jangan ada yang memperkeruh situasi dengan membikin framing, isu macam-macam, tuntutan macam-macam.” Ujar Kiai Marzuki.
“Tetap pasti ada penegakan hukum, Kalau yang sakit itu waras (sudah sehat) baru nanti proses hukum, penyidikan, BAP itu bisa sempurna, karena jika yang sakit itu sudah sembuh, bisa menyampaikan kesaksiannya, sehingga BAP itu bisa lengkap,” imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, itu.
Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.
Berdasarkan data terbaru yang disampaikan pihak Polri, total korban dalam peristiwa itu sebanyak 678 orang. Rinciannya, 131 orang meninggal dunia dan 547 orang luka-luka.
Kasus tersebut telah menyeret enam orang sebagai tersangka. Mereka ialah Dirut LIB berinisial AHL, ketua panpel pertandingan berinisial H, security officer berinisial SS, Kabag Ops Polres Malang berinisial WSS, Danki 3 Brimob Polda Jatim berinisial H, dan Kepala Sat Samapta Polres Malang berinisial DSA. NF