Majalahaula.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terpaksa membatalkan acara pesta rakyat dalam rangka Hari Jadi ke-77 Jatim karena masih dalam suasana duka Tragedi Kanjuruhan. Begitu pula penampilan penyanyi cilik asal Banyuwangi yang viral, Farel Prayoga, terpaksa ditunda karena adanya tragedi kemanusiaan yang memakan korban jiwa lebih dari seratus orang tersebut.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai apel ziarah di makam Gubernur Jatim pertama, Raden Mas Tumenggung (RMT) Ario Soerjo, di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Kamis kemarin. “Tiga hari lalu kami sudah bermusyawarah. Artinya bukan ditiadakan tapi ditunda untuk penampilan Farel,” katanya.
“Saya mohon maaf kepada seluruh undangan yang sudah mengakses secara online. Kita menghindari kemungkinan hal-hal yang tidak berseiring dengan suasana duka yang mendalam dari insiden Kanjuruhan,” imbuh Khofifah.
Untuk diingat, Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.
Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dirilis pada Kamis kemarin, mengacu pada data korban yang dirawat di rumah sakit, total korban peristiwa Tragedi Kanjuruhan sebanyak 574 orang. Rinciannya, 131 orang meninggal dunia, 420 orang luka ringan dan 23 orang luka berat.
Dari semua korban, tersisa 66 korban yang masih dirawat di beberapa rumah sakit di Malang. Rinciannya, 32 orang dirawat di RS Saiful Anwa Malang, 9 orang dirawat di RSUD Kanjuruhan, 7 orang dirawat di RS Hasta Brata, 1 orang dirawat di RS Wajak Husada, dan 5 orang di RS Wava Husada.
Kemudian di RS UMM 1 orang, 2 orang di RS Prima Husada, 1 orang di RS Pindad, 3 orang di RST Soepraoen, 1 orang di RS Hasta Husada, 2 orang di R Aisyiah, 2 orang di RS Unisma, dan 1 orang di RSUD Kota Malang.
“Yang jelas pasien yang dirawat ada di ICU dan ruang biasa. Tapi terakhir kami lihat yang di ruang biasa juga bisa dipulangkan dan membaik. Di icu kondisinya ada yang berat belum stabil ada, tapi ada sebagian yang sudah membaik,” kata Dirut RSSA Kota Malang Kohar Hari Santoso dikutip dari VIVA.
Mantan Kepala Dinkes Jatim itu mengatakan, untuk beberapa korban yang mengalami luka berat kondisinya butuh alat bantu pernapasan. Ada pula pasien yang mengalami pendarahan di pembulu darah hingga pasien yang mengalami patah tulang.
“Berat itu, jadi kesadarannya menurun dadanya sesak jadi kita bantu pakai alat alat bantu nafas. Juga ada yang pernah pendarahan di pembuluh darah dan terus kemudian kita lakukan tindakan tapi rupanya efek jauhnya masih memberikan efek. Beberapa tungkainya ada patah tulang dan masih kami rawat,” ujar Kohar. NF