Search

LPBI Ingin Award Sebagai Ajang Introspeksi

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Jawa Timur, menggelar sosialisasi ajang Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Award 2022 bersama Pengurus Cabang se-Jatim hari Minggu (21/8/2022) lalu. Dalam rapat tersebut, para peserta mengusulkan kriteria penilaian tambahan khusus untuk LPBI yakni peningkatan kapasitas tim atau kaderisasi.

Ketua LPBI PWNU Jawa Timur, Syaiful Amin menyatakan ada yang berbeda dengan keikutsertaan LPBI di ajang PWNU Jatim Award 2022 ini. “Kalau di tahun-tahun sebelumnya modelnya sekedar rekomendasi saja dari PW LPBI. Sedangkan yang sekarang diharapkan PC LPBI di daerah bisa berpartisipasi semua,” ujar Amin.

Ia menambahkan, dalam rapat sosialisasi PWNU Jatim Award 2022 PC LPBI sangat antusias untuk ikut serta. “Nantinya kami dari PW LPBI Jatim tetap akan memberi rekomendasi 5 PC yang terpilih mewakili LPBI Jatim,” ungkapnya.

Namun, di luar 5 yang terpilih, ajang PWNU Jatim Award 2022 ini penting tetap diikuti oleh PC lain karena sekaligus menjadi tempat introspeksi diri. “Dengan mengikuti ajang PWNU Jatim Award 2022 sebuah PC jadi bisa introspeksi kira-kira apa yang kurang dari lembaganya sehingga bisa diperbaiki di masa depan,” jelas Amin. Dengan menjadikan PWNU Jatim Award 2022 sebagai ajang introspeksi diharapkan LPBI menjadi lembaga yang lebih baik lagi.

Baca Juga:  Ada 28 Zona Merah COVID-19 di DKI, Ini Sebaran Lengkapnya

Khusus untuk LPBI, Amin menjelaskan, para peserta rapat mengusulkan adanya 1 kriteria khusus tambahan untuk penilaian. “LPBI kan Lembaga yang posisinya itu di lapangan bukan di kantor. Sehingga syarat administratif perkantoran yang meski penting harusnya bukan menjadi satu-satunya kriteria untuk menilai LPBI. Karena itu anggota di daerah mengusulkan adanya penambahan item penilaian khusus khas LPBI,” terangnya.

Karena itu, LPBI mengusulkan adanya penambahan penilaian kaderisasi bagi tiap LPBI. “Penting bagi LPBI apakah mereka sudah melakukan peningkatan kapasitas atau kaderisasi bagi relawan atau anggotanya di lapangan. Ini kunci yang sangat penting khususnya bagi LPBI,” tukas Amin.

Apalagi, menurut Amin, LPBI di tiap daerah punya kekhasan masing-masing. Misalnya ada daerah yang unggul di tanggap darurat, lalu daerah lain lebih fokus pada kegiatan paska-bencana. “Selain ada tingkatan dasar, menengah dan atas, masing-masing LPBI juga punya keunggulan beda-beda dalam hal mitigasi, tanggap darurat, evakuasi, dapur umum atau penanganan paska-bencana,” jelasnya. Atas usulan ini, lanjut Amin, Tim PWNU Jatim Award 2022 mempersilahkan karena telah memberi hak penuh bagi PW LPBI memutuskan.

Baca Juga:  Antisipasi PMK saat Kurban, MUI Keluarkan Panduan

Amin mengaku, pihaknya sulit memutuskan 5 PC LPBI terbaik untuk direkomendasikan ke Tim penilai PWNU Jatim Award 2022. “Dalam kebencanaan itu, sulit untuk menilai sebuah Lembaga dalam hal bagaimana mereka menangani terjadinya bencana. Yang mereka tangani sekarang belum tentu bisa ditangani lagi ke depan. Karena pasti beda bencana beda lagi penanganannya,” akunya. Karena itu, ia menekankan agar tetap menjadikan ajang PWNU Jatim Award 2022 ini ajang introspeksi bukan untuk gagah-gagahan bagi yang keluar sebagai juara. Sedangkan untuk mencari pemenang atau 5 besar, nantinya akan digelar rapat lagi setelah hasil pengisian kolom-kolom yang disediakan Tim PWNU Jatim Award 2022. “Rapat dengan para ketua saja untuk membahas dan memilih 5 PC yang direkomendasikan dari PW ke Tim PWNU Jatim Award 2022,” imbuhnya.

Baca Juga:  Di Forum Pemred, Ketum PBNU Minta Tidak Gunakan Identitas dan NU sebagai Senjata Politik

Amin menjelaskan, selain sosialisasi, pertemuan kemarin juga membahas program kerja LPBI. Pembahasan program kali ini mengutamakan program terkait perubahan iklim. “Kami minta teman-teman PC LPBI fokus untuk perubahan iklim selain ke penanggulangan bencananya. Sebab saat ini itulah yang sedang kita alami,” pungkasnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA