Search

Meriahkan Kemerdekaan, Ansor di Aceh Gelar Tausiah Kebangsaan

Majalahaula.id – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh menggelar shalawat dan tausyiah kebangsaan. Hal ini dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-77 RI, Kamis (19/08/2022).

Kegiatan dilaksanakan setelah shalat isya bertempat di Sekretariat Bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Abdya dengan mengundang grup shalawat Majlis Darul Muhibbin.

Dalam kegiatan itu, Ketua PCNU Abdya sebagai pengisi tausiah kebangsaan, dan turut hadir ratusan orang yang terdiri dari tokoh NU, Ansor, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), PCNU Abdya dan masyarakat setempat.

“Kegiatan shalawat dan tausyiah kebangsaan ini merupakan salah satu bentuk rasya syukur kepada Allah atas rahmat kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Ketua PC GP Ansor Abdya, Khairul Huda.

Baca Juga:  Buktikan Komiten Kebangsaan, Ansor Riau Gelar Apel Kebangsaan

Dikatakan bahwa Agustus adalah bulan kemerdekaan. Salah satu cara bersyukur sebagai Nahdliyin yaitu dengan cara berzikir dan bershalawat.

“Makanya, momentum yang kita bawa tetap mengedepankan nilai-nilai Aswaja, yakni di bulan kemerdekaan ini kita laksanakan shalawatan dan tausiah kebangsaan sebagai ekspresi rasa cinta kita kepada Tanah Air Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut Khairul Huda menyampaikan, sesuai dengan yang disampaikan pendiri NU, KH M Hasyim Asy’ari bahwa mencintai Tanah Air adalah sebagian dari iman. Apalagi hal tersebut sebagaimana yang tertulis dan diabadikan dalam mars Subbuhul Wathan.

“Kemerdekaan adalah anugerah dari Allah SWT, dan sebagai generasi penerus bangsa kita wajib untuk mensyukurinya dengan cara terus merawat dan menjaga persatuan dan kebersamaan karena bagi warga Nahdlatul Ulama NKRI adalah harga mati,” kata Ketua PCNU Abdya, Abu Junaidi Abdullah.

Baca Juga:  Unjuk Gigi Fatayat Purworejo Kerahkan 5100 Kader

Dijelaskan bahwa NU mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuhan akidah Aswaja dan negara Indonesia yang dicintai. Demikian pula empat pilar negara bagi warga NU adalah harga mati. Oleh sebab itu, semua pihak di negeri ini berkewajiban untuk menjaganya tanpa diskusi.

“Maka tidak ada ruangan untuk bisa tawar menawar,” tandasnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA