Search

7 Program PCNU Lumajang Untuk Satu Abad NU

Menyambut hajatan besar ulang tahun ke 100 Nahdlatul Ulama tahun depan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang punya kado istimewa untuk organisasi Islam terbesar ini. PCNU Lumajang mengusung 7 program menyongsong 1 Abad NU di Lumajang, Jawa Timur.

Kick Off serangkaian kegiatan menyongsong satu abad NU memang telah diresmikan akhir pekan lalau bersamaan dengan peringatan tahun baru Islam. PCNU Lumajang bahkan sudah membentuk panitia khusus untuk peringatan 1 Abad NU. Ketua Panitia 1 Abad NU PCNU Lumajang, Ahmad Ihwanul Muttaqin mengatakan, rangkaian kegiatan menjelang 1 Abad NU akan dibuat semeriah mungkin dengan melibatkan seratus lebih panitia yang di antaranya diambil dari Lembaga dan Banom sesuai bidangnya.

“Ada tujuh program yang telah kita susun, yaitu kemandirian organisasi, penguatan jamaah dan penataan aset, penguatan organisasi, pekan hari santri nasional, penguatan pendidikan NU, NU Award, dan terakhir resepsi beserta ziarah muassis pada bulan Februari 2023 nanti,” jelas Ihwanul.

Baca Juga:  Santunan untuk Para Dhuafa

Ketua PCNU Lumajang, H Jamaluddin, juga berpesan kepada pengurus NU di semua tingkatan dan Lembaga serta Banom untuk mempersiapkan segala hal terkait peringatan 1 Abad NU.

“Untuk Hari Santri, seperti biasanya kita berkolaborasi dengan pemerintah, saya insyaallah menghadirkan Habib Syech dan akhir Agustus nanti ada apel kebangsaan yang diikuti 5000 kader termasuk Ansor Banser,” ungkap pria yang biasa disapa Abah Jamal ini.

Rangkaian kegiatan tersebut, kata Jamaluddi, merupakan kegiatan yang bersifat mandiri. Sehingga diharapkan semua elemen NU dari tingkat Ranting bisa ikut berkontribusi demi suksesnya ini semua.

“Maka nanti ada stiker info kegiatan dan kotak 1 abad NU, nanti akan disebarkan ke ranting-ranting NU,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Lumajang, H Thoriqul Haq mengajak Nahdliyin berintrospeksi atas apa yang telah diperbuat untuk NU menjelang usianya yang menginjak satu abad. Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Lumajang ini mengatakan, bahwa menuju usia satu abad NU ini harus menjadi bahan evaluasi dan koreksi diri sejauh mana khidmah dan kontribusi yang telah diberikan kepada jamiyah Nahdlatul Ulama.
“Kita yang menyaksikan satu abad NU apakah bisa merasakan kita telah berbuat untuk NU. Sekarang NU di banyak tempat sudah punya rumah sakit, universitas, hingga BMT yang punya banyak jaringan. Selain itu, lahir pula kader-kader yang mengisi posisi strategis, profesor, dokter spesialis, hingga pengusaha yang berbasis NU. Pertanyaannya, kita sudah sampai mana?” ucapnya.

Baca Juga:  Belajar dari Pemenang Rumah Sakit NU Terbaik 2019

Thoriq menuturkan, perjalanan panjang NU, terutama bagi pengurus NU yang ada di Lumajang, yang merasakan asam garam dinamika fase demi fase perkembangan NU hingga menjadi seperti saat ini, harus menjadi pelecut semangat untuk terus berkhidmat di NU yang sebentar lagi memasuki abad kedua.

“Satu abad NU itu kira-kira kita bisa mikir, PCNU sejak berdiri sampai sekarang sudah berapa tahun. MWCNU yang sudah punya kantor berapa? Ini belum bicara berdayanya NU di tingkat MWC. Kantornya untuk apa? Fungsinya untuk apa?” katanya.

Thoriq menambahkan, momentum satu abad ini harusnya NU punya jejaring luar biasa yang fungsinya bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Selain itu, pada kebangkitan kedua ini, NU harus mulai memikirkan dan menyiapkan kader-kader profesional yang tidak hanya berkutat dalam bidang keagamaan, namun juga mengisi sektor-sektor lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

Baca Juga:  Ketua PWNU Kalsel Ingatkan Pesan Jas Merah

“10 hingga 15 tahun mendatang, harus ada dokter spesialis jantung dari pengurus NU. Saya ingin menggugah, pesantren harus terus dikuatkan sebagai basis Aswaja, tapi NU harus juga menyiapkan kader-kader profesional yang tidak hanya soal pengajian, tapi bagaimana menyelesaikan segala permasalahan di masyarakat,” tegasnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA