Berada di tempat ini seolah sedang berada di Timur Tengah. Sejauh mata memandang hanya ada hamparan pasir putih, telaga-telaga air berwarna biru mirip oase, dan terik matahari yang menyengat.
Inilah Gurun Pasir Telaga Biru di Dusun Busung, Kecamatan Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Letaknya sekitar 45 menit perjalanan darat dari bandara RHF Tanjungpinang maupun dari pelabuhan Tanjung Pinang. Jika dari pelabuhan Tanjung Uban hanya sekitar 15 menit saja.
Tidak disangka jika gurun pasir ini sebelumnya adalah area penambangan pasir bauksit yang kini sudah mengeras seperti karang. Penambangan sudah lama dihentikan sejak Orde Baru masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Puluhan tahun hanya terbengkalai, cekungan-cekungan bekas galian terisi air hujan yang lama kelamaan berubah menjadi telaga air berwarna biru.
Baru beberapa tahun terakhir masyarakat setempat mulai mengelola tempat ini menjadi objek wisata.
“Dulu di sini penambangan pasir yang diekspor ke Singapura, sekitar tahun 1980 an, lalu dihentikan pada masa Presiden Soeharto. Puluhan tahun hanya dibiarkan saja, oleh warga kemudian dikelola jadi tempat wisata sampai sekarang,” ujar Makmur (44) warga setempat, belum lama ini.
Setelah dibuka untuk wisata, gurun telaga biru ramai dikunjungi wisatawan. Sebagian besar mereka takjub dengan hamparan pasir seluas 6.000 hektar ini dan birunya telaga di tengah-tengahnya.
Wisatawan tidak perlu bayar tiket masuk, mereka hanya akan dikenakan tarif parkir kendaraan Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
“Setiap hari ramai, apalagi kalau akhir pekan. Tidak hanya dari Tanjung Pinang saja, banyak dari luar pulau datang kemari,” ujar Makmur.
Obyek wisata ini sangat cocok untuk berfoto-foto ria. Apalagi disediakan berbagai properti untuk menambah keunikan hasil foto, seperti ayunan, boneka unta, hiasan bambu dan arena memanah. Harganya relatif murah, berkisar Rp 5.000 per orang.
Selain itu ada juga perahu bebek dan perahu kano khusus di telaga dengan tarif sewa Rp 15.000 – Rp 20.000.
Makmur mengimbau wisatawan untuk menyiapkan kacamata, topi atau pelindung kepala dan kaki karena terik matahari sangat menyengat jika siang hari.
Lelah berkeliling gurun, wisatawan bisa beristirahat sambil menikmati es kelapa muda dan aneka minuman di kedai-kedai sekitarnya.
Margareta, wisatawan asal Kota Magelang, Jawa Tengah mengaku takjub dengan pemandangan gurun pasir Telaga Biru ini.
Menurutnya, meski hanya bekas area tambang dan cuaca sangat terik, tapi benar-benar indah dan belum pernah ada di tempat manapun di Indonesia.
“Bagus banget, mirip-mirip di Timur Tengah, tapi ini pasirnya sudah mengeras jadi tidak sulit buat jalan. Air telaga yang biru kontras dengan padang pasir yang kekuningan,” ucap Margaret yang datang bersama rombongan teman-temannya.
Dy