Sekolah Ramah Anak atau SRA menjadi salah satu garapan serius yang dilakukan Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Bahkan hal ini juga menjadi harapan besar Wali Kota Pekalongan. Karenanya, saat dideklarasikan SRA, maka gayung bersambut.
“Keberadaan Sekolah Ramah Anak juga menjadi angin segar bagi implementasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang belakangan ini sedang ramai dibincangkan sejumlah pihak,” kata Siti Fatikhah, Kamis (23/06/2022)..
Menurut ketua panitia deklarasi SRA di lingkungan Yayasan Pendidikan Muslimat NU Kota Pekalongan ini, setidaknya dari 57 lembaga pendidikan Muslimat NU yang secara serempak mengikuti deklarasi. Dalam pandangannya, itu merupakan komitmen untuk menciptakan ruang pendidikan yang berorientasi pada anak semakin terbuka.
“Dengan demikian, upaya untuk melakukan perlindungan terhadap anak dan pemenuhan hak-hak dasar anak dalam pendidikan juga dapat direalisasikan,” ungkap dia.
Meski begitu, Siti Fatikhak menegaskan, upaya mewujudkan sekolah ramah anak di lingkungan sekolah yang bernaung di bawah bendera Yayasan Pendidikan Muslimat NU Kota Pekalongan ini juga mesti mengedepankan kearifan lokal yang dimiliki.
“Salah satu penciri utama pada sekolah-sekolah Muslimat NU adalah pada pengarusutamaan penanaman nilai-nilai religius. Metode ini sangat efektif dan relevan dengan perkembangan zaman,” terang dia.
Terlebih, dengan gejala sosial yang saat ini dihadapi, pihaknya yakin jika metode akan mampu mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Terutama, dalam upaya pembangunan karakter pada anak.
Ia berharap, dengan besarnya dukungan yang diberikan pihaknya kepada Pemerintah Kota Pekalongan, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal tersebut sebagaimana yang diprogramkan Pemkot Pekalongan, serta dapat lebih dijalankan secara lebih baik lagi.
“Semoga lembaga kami bisa untuk membantu pemerintah kota pekalongan agar bisa melaksanakan programnya dengan sebaik-baiknya supaya pendidikan di kota pekalongan lebih baik lagi,” pungkasnya.
(Ful)
