Search

Di Bumi Shalawat, Kiai Ma’ruf Amin Udar Konsep Atasi Kemiskinan

SURABAYA – KH Ma’ruf Amin makin aktif melakukan silaturahim ke sejumlah pesantren. Kali ini, tokoh NU ini melakukan kunjungan ke Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Sabtu 29 September.

Kedatangan Kiai Ma’ruf disambut Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Timur Machfud Arifin, sejumlah pengasuh pesantren seperti KH Safruddin Syarif dari Probolinggo, serta calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI non 40 M Koderi dan ribuan santri.

menyatakan keprihatinannya atas bencana gempa bumi di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Tak lupa, cawapres pasangan Capres Joko Widodo ini berharap pemerintah untuk segera turun tangan mengatasi bencana alam yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa tersebut.

“Saya berharap para korban tetap tenang dan sabar. Pemerintah juga harus bertinfak untuk penanganan atau pemulihan di tempat bencana,” kata Kiai Ma’ruf Amin ketika melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Sabtu 29 September.

Kiai Ma’ruf menambahkan, dirinya sengaja ke keliling melakukan silaturrahmi dengan para kiai yang berada di Jawa Timur. Selain bersilaturrahmi, ia juga meminta restu dari para kyai dan meminta dukungan kepada seluruh kyai dan santri pondok pesantren.

Baca Juga:  Ketua Ansor Makassar Harapkan Mahasiswa Jaga Tradisi

“Saya minta dukungan para kiai dan santri untuk dapat memenangkan pemilu tahun 2019 mendatang mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai wakil presiden republik Indonesia periode 2019-2014 mendatang,” tutur Pengasuh Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten ini.

Pada bagian lain, Kiai Ma’ruf Amin menjelaskan, tentang konsep tentang skema pembangunan ekonomi bangsa yang disebutnya sebagai ‘Arus Baru Ekonomi Indonesia’. Skema itu bakal memperkuat kerja Presiden Joko Widodo selama ini untuk membawa ekonomi Indonesia semakin maju.

“Kita ingin membangun skema ekonomi baru yang lebih adil dan menyejahterakan. Dalam konsep lama, ada teori trickle down effect yang mengasumsikan pertumbuhan ekonomi menetes ke bawah. Tapi kemudian tidak menetes. Sekarang kita balik dari bawah ke atas dengan umat sebagai fokus utama pembangunan kesejahteraan bangsa,” ujar KH Ma’ruf.

Di depan para santri, Kiai Ma’ruf juga menyampaikan sejumlah programnya bersama Capres Jokowi. Salah satunya adalah pemberantasan kemiskinan yang hingga kini masih belum dapat teratasi sepenuhnya.

“Program pengentasan kemiskinan menjadi program utama Pak Jokowi bersama saya, bila dipercaya menang dalam Pilpres 2019 sampai 5 tahun ke depan,” pungkas mantan Rais Aam PBNU tersebut.

Baca Juga:  Ulama Suriah Silaturahim ke PWNU, Begini Pesan Pentingnya

Kiai Ma’ruf menerangkan, arus baru ekonomi itu tak lantas membenturkan yang lemah dan yang kuat, tapi membangun kolaborasi yang saling menguntungkan. Itulah yang akan diperkuat Maruf jika terpilih menjadi wapres.

“Kita ingin mengurangi kesenjangan. Indeks ketimpangan atau rasio gini harus diturunkan. Tentu kita juga tekan disparitas spasial antara pusat dan daerah dan antardaerah. Kita ingin ekonomi kian merata, itu sudah dijalankan Pak Jokowi selama ini dan kita perkuat lagi ke depan,” ujarnya.

Dia mencontohkan disparitas spasial yang terus dikurangi Jokowi dengan menggelorakan pembangunan infrastruktur di luar Jawa. Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia disumbang Pulau Jawa sekitar 58 persen. Lalu Sumatera 21 persen, Kalimantan 8 persen, Sulawesi 6 persen. Kemudian Maluku dan Papua 2 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara 3 persen.

Dengan pembangunan infrastruktur yang kini tidak lagi Jawa-sentris, ekonomi luar Jawa terus bergerak maju.

Kiai Ma’ruf menambahkan, pengembangan ekonomi luar Jawa juga bakal memberi banyak nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya, komoditas kakao Sulawesi yang dijual mentah secara murah, selama ini nilai tambahnya hanya dinikmati perusahaan raksasa.

Baca Juga:  KH Robbach Ma’sum Wafat, Gus Atta: Beliau Ulama Sekaligus Umara

“Dari Sulawesi, kakao dijual murah. Masuk luar negeri, diolah sedikit jadi mahal, masuk lagi ke Indonesia dengan harga tinggi. Besok kita taruh nilai tambah itu di Indonesia. Kerja Pak Jokowi memeratakan pembangunan hingga luar Jawa adalah bagian dari ikhtiar memberi nilai tambah ekonomi itu,” ujar Ma’ruf disambut tepuk tangan para santri.

“Ada kopi kita dijual per kilogram 5 dolar AS. Lalu di gerai kopi papan atas secangkir dijual Rp50 ribu. Padahal satu kilogram kopi bisa dapat 50-60 cangkir. Kita jual Rp75 ribu atau 5 dolar AS per kilogram, beli 60 cangkir jadi Rp3 juta. Nilai tambah itu akan jadi fokus saya agar petani sejahtera, dengan semakin memperkuat hilirisasi produk pertanian,” papar guru besar ekonomi Islam tersebut.

Sementara itu, Ketua TKD Jatim untuk Jokowi-KH Maruf, Machfud Arifin, mengatakan, roadshow Kiai Maruf ke Jatim dalam beberapa hari terakhir semakin menyuntikkan semangat kepada seluruh tim untuk menggerakkan seluruh potensi dalam memenangkan duet tersebut.

“Kita terus bergerak, dan target menang, bismillah 70 persen Insya Allah tercapai dengan gotong royong banyak pihak,” papar mantan Kapolda Jatim itu. (red)as

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA