Majalahaula.id – Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak menggelar Focus Group Discussion (FGD), Kamis (20/2). Tujuannya membenahi tata kelola di lingkup Yayasan Khoiriyah Hasyim (YKH) Seblak.
Hadir sebagai fasilitator Dr Budi Suhariyanto, peneliti dari Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) Jakarta. Peserta kegiatan ini para pimpinan unit pendidikan.
Mulai dari jenjang TK, MI, MTs, MA dan madrasah diniyah. Termasuk para pengurus pengurus pondok pesantren.
Doktor dari Universitas lndonesia ini memaparkan, manajemen pesantren pada masa sekarang banyak tantangan. ltu semua, lanjutnya, harus diantisipasi dengan peningkatan mutu pengelola yang menangani.
“Agar tidak ada maladministrasi maupun pelanggaran hukum dalam mengelola yayasan pesantren,” ujarnya Dirinya mengaku siap mengadvokasi bagi pesantren yang ingin menata kelembagaannya.
Bapak tiga putra ini berharap manajemen pesantren terus makin baik ke depan. “Makanya format pertemuan ini bukan rapat, tapi focus group discussion ,” tambahnya.
Di era digital, lanjutnya, harus disesuaikan manajemen di lembaga pendidikan. “Sebagaimana yang sudah dilakukan di kantor-kantor negara maupun di lingkup NU,” ujarnya.
Ditemui di lokasi, Sekretaris 2 YKH Fery Sriafandi mengaku ada upaya transformasi manajemen. “Dari yang dulu manual menjadi digital,” ujarnya.
Dirinya juga berharapa acara ini sebagai upaya pencegahan maladministrasi. “Sehingga proses manajemen tidak ada lagi kendala ke depannya,” imbuhnya.
Salah satu peserta mengaku banyak ilmu yang diperoleh. “Makanya tadi saya banyak tanya yang belum saya pahami,” ujar Wiji Suyati, kepala tata usaha MA Seblak.
Perempuan berkacamata ini berharap agar hasil FGD bisa segera dipraktekkan. “Agar manajemen di unit-unit lembaga pendidikan di Pondok Seblak makin baik lagi,” pungkasnya. (muk)