Majalahaula.id – Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di dunia yang memiliki peran penting dalam pengembangan sosial, keagamaan, dan pendidikan. Dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutannya, NU membutuhkan penguatan struktur organisasi (jam’iyyah) di berbagai daerah. Penguatan ini memerlukan perencanaan strategis yang terukur agar NU di tingkat wilayah dan cabang mampu berfungsi secara optimal dalam menghadapi tantangan zaman.
Dalam teori manajemen organisasi, perencanaan adalah langkah awal yang penting untuk memastikan tujuan organisasi tercapai dengan efektif. Perencanaan dalam penguatan struktur NU harus mencakup beberapa aspek, seperti : 1) Analisis Kebutuhan Lokal. Pengurus NU di daerah harus memahami kebutuhan spesifik masyarakat setempat. Setiap wilayah memiliki tantangan dan potensi yang berbeda, sehingga strategi penguatan struktur organisasi harus disesuaikan dengan kondisi lokal. 2) Penetapan Program dan Kegiatan Lokal. Penguatan struktur NU di daerah memerlukan program dan kegiatan yang relevan dengan konteks lokal. Misalnya, di daerah pedesaan, fokus program dan kegiatan pada urusan pendidikan keagamaan, sementara di wilayah perkotaan bisa lebih menekankan pada urusan sosial dan ekonomi. 3) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang kompeten dan berdedikasi adalah kunci penguatan organisasi. NU di daerah harus memberikan pelatihan dan kaderisasi bagi para pengurus agar mereka mampu menjalankan peran dengan baik. 4) Perencanaan Program Kerja yang Berkelanjutan. Program kerja NU di daerah harus disusun berdasarkan perencanaan yang matang dan berkelanjutan. Program jangka pendek, menengah, dan panjang harus disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan kemampuan organisasi.
Adapun strategi penguatan struktur jam’iyyah NU di daerah, yakni : 1) Reorganisasi Struktur Kepengurusan. Reorganisasi diperlukan untuk memastikan bahwa struktur organisasi NU di daerah berjalan efektif. Penempatan kader yang sesuai dengan kompetensinya akan meningkatkan kinerja organisasi. 2) Penguatan Sistem Administrasi dan Teknologi Informasi. Sistem administrasi yang modern dan penggunaan teknologi informasi akan memudahkan pengelolaan data organisasi dan komunikasi antar pengurus. Digitalisasi data anggota, program kerja, dan laporan kegiatan akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. 3) Pengembangan Jaringan dan Kerjasama. NU di daerah perlu memperkuat jaringan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat lainnya, dan sektor swasta. Kolaborasi ini akan memperluas dampak program NU di masyarakat. 4) Penggalangan Dana yang Mandiri. Kemandirian finansial menjadi salah satu faktor penting dalam penguatan struktur organisasi. NU di daerah harus mampu menggalang dana secara mandiri melalui berbagai usaha ekonomi produktif yang sesuai dengan prinsip syariah.
Beberapa tantangan yang dihadapi dan solusinya dalam penguatan struktur NU di daerah antara lain 1) Kurangnya kaderisasi yang berkelanjutan. Solusinya, mengadakan pelatihan kader yang berkelanjutan akan memastikan regenerasi kepengurusan yang berkualitas. Pelatihan dapat mencakup aspek manajerial, keagamaan, dan teknologi. 2) Minimnya pemanfaatan teknologi. Solusinya, NU di daerah harus memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, pengelolaan data, dan publikasi kegiatan. Media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan dakwah dan program sosial. 3) Ketergantungan pada bantuan eksternal. Solusinya, pengelolaan keuangan yang baik akan meningkatkan kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap NU. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana harus menjadi prioritas. 4) Lemahnya pendidikan dan literasi digital. Solusinya, penting bagi NU untuk memperkuat pendidikan dan literasi digital bagi anggotanya, terutama dalam menghadapi era informasi yang cepat dan mudah tersebar. Pendidikan ini akan membantu warga NU dalam menyaring informasi yang benar dan tidak terpengaruh oleh hoaks atau provokasi yang dapat memecah belah organisasi. 5) Dinamika sosial dan politik yang mempengaruhi stabilitas organisasi. Solusinya, menghadapinya secara bijaksana dengan memperkuat independensi organisasi, meningkatkan literasi digital, mengakomodasi generasi muda, memperkuat dakwah moderat, serta menguatkan kaderisasi internal. NU dapat menjaga stabilitasnya dan terus memainkan peran strategis dalam menjaga keutuhan bangsa dan memajukan umat. Upaya ini akan memastikan bahwa NU tetap menjadi mercusuar Islam moderat di Indonesia dan dunia.
Penguatan struktur jam’iyyah NU di daerah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan organisasi dalam jangka panjang. Dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, NU di tingkat wilayah dan cabang dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan religius. Pengurus NU di daerah harus mampu menyesuaikan program kerja dengan kebutuhan lokal serta memanfaatkan teknologi dan jaringan kerjasama untuk memperkuat eksistensi organisasi.
*) Penulis adalah Wakil Ketua I MWCNU Panji dan Sekretaris Pengurus Cabang Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (PC BAPENU) Kabupaten Situbondo